Persoalan sosial yang disebabkan isu gender senantiasa mengemuka, bagaimana pandangan anda berkaitan hal isu gender dengan konsepsi manusia dan kebudayaan?
Silakan dijawab dengan Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris. Terimakasih.
Izin menjawab bapak
This note will discuss the radical feminist's argument about why the idea of "gender as a spectrum" is illogical and harmfull to progress and why an "abolishment of gender" should be advocated instead. Before we move on, there needs to be a differentiation between "sex" and "gender". Sex is a biological characteristic of a person while gender are a set of societal norms imposed to people of a certain sex. These distinction helps people to recognize that some things are natural and some are not. The radical feminist's view of gender is that it is inherently oppressive because you are forced to pick between two box (man and woman) where one box inherently dominates the other. For example, feminine traits are being nurturing, submissive, and passive and masculine traits is being dominant, aggressive and vocal. And of course the dominant trumps over the submissive, active trumps over the passive, etc. This argument is criticized by saying that "the problem is not that gender is socially constructed, but rather because there's only two genders". So the solution is to creates more boxes for people to identify themselves with so that their identity is more individualized and championing equality for all genders at the same time so people will not be oppressed. This argument is a justification for the tons of gender we see right now; polygender, demigender, agender, quantumgender and hundreds more. Still, radical feminists argues that this is problematic since that argument (called the queer theory of gender) is inherently tensional and not politically sexy. Why? 1. Inherently tensional People who identifies outside "man" and "woman" claims themselves as "non-binary". But at the same time, they claim that gender is a spectrum. So by that logic, gender is both a binary and spectrum. The problem with this is that: Gender becomes how you COMPARE with people around you. For example, people's height is seen as a spectrum (average height, slightly short, slightly tall, etc) and the amount of people that are "absolutely tall" and "absolutely short" are very little. So "how tall are you" is determined by the comparison of your height to the average height of people around you. By this logic, an individuals own determination of how she/he/they lie on this spectrum is done by the comparison by how masculine/feminine the average people around you are. If someone is "girly" but the average people around her are "super girly", then inevitably she has to identify herself on a more masculine side of the spectrum. The conclusion to this is that YOU ARE NOT THE ONE WHO DETERMINES YOUR OWN IDENTITY. This obviously tensions with the purpose of this system to begin with. Even if someone identifies as "agender", they are still comparing themselves to the average people who DO have gender.
The logical implication of having gender as a spectrum is, if people really wants to enforce this system there HAS to be one unique gender for each individual, 7 billion genders total. This is completely useless since the supposed function of gender is to declare that your value system belongs to a certain group of similar people, as opposed to an extremely specific identity like your name. 2. Politically unpopulist The fact is, no one is purely "feminine" or "masculine". Even girly people might sometimes yell or act tomboyish. So 99.9% of people in the world are belongs in the non-binary. The problem with this is that you're eventually going to be attacked for dismissing the non-binary people's claim for an identity and labeled oppressive, a common problem with liberal feminism where the "priviledged" are not supposed to question or criticize the choice that the "oppressed" make at all. This creates a tension within the progressive movement itself, something conservative calls "liberal cannibalism". Moreover, people in the grey area will not find this system sexy because it is too confusing for them. People in the grey area sees gender not merely as how you identify yourself, but also as how your relationship with all actors should be. For example, many people in the grey area recognizes that there is a wage gap between man and woman, but what if there's 7 billion genders? What's the wage gap between all of them? These kinds of things makes progressive ideas harder for people in the grey area to embrace. Given this two facts, isn't it better to abolish gender altogether? Don't create more boxes, but dismantle all already existing boxes by rejecting the entire social construct of "gender". That way, no one will be perceived as dominating the other, more worthy of a higher salary, etc simply because the ascribed trait of being passive" or other labels.
Siap terima kasih bapak
Siap izin menjawab bapak,
Dari hasil pertemuan kegiatan perkuliahan kita pada hari ini (Rabu 10/02/2021), isu gender sendiri dapat dikategorikan sebagai fenomena kebudayaan yang sering kita temui dari masa ke masa. Masalah kesetaraan gender saja misalnya, walaupun Indonesia sudah memiliki kesadaran gender yang cukup baik namun tetap saja isu ini seakan tidak pernah ada habisnya untuk dibicarakan. Gender sendiri erat kaitannya dengan manusia dan kebudayaan sebagai sesuatu yang khas insani dan manusialah subjek dari gender. Padahal seharusnya permasalahan gender sudah tidak perlu lagi menjadi perdebatan karena pada dasarnya baik laki-laki maupun perempuan apabila kita lihat dari sudut pandang kebudayaan dapat diartikan sebagai summa primat yang berarti kita sebagai manusia apapun gendernya sama-sama memiliki kedudukan yang sama memiliki strata sosial tertinggi dibanding dengan mahluk lain di dunia ini. Terakhir, kebudayaan sendiri dapat menjawab isu gender karena melalui kegiatan kebudayaan nilai kemanusaian kita sebagai manusia ditentukan dengan menghargai sesama manusia terutama gender yang merupakan perwujudan nyata dari manusia yang berbudaya dengan akal dan budi pekerti luhur yang kita miliki.
Siap terimakasih bapak.
Izin menjawab bapak,
Hakikatnya gender adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai identitas setiap makhluk. Dalam konsep manusia gender merupakan istilah pembeda fisik yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam kebudayaan terdapat suatu konsep keyakinan akan adanya kehidupan berpasangan yang identik dengan istilah “Adam dan Hawa”. Berkaitan dengan isu gender yang selalu ada, dalam konsep kebudayaan terdapat tinjauan akal dan budi.
Persepsi terdahulu bahwa perempuan tidak boleh melebihi laki-laki merupakan suatu konsep budaya yang belakangan ini sudah mulai di evaluasi. Mengacu pada akal, setiap gender memiliki hak yang sama untuk memperoleh sesuatu atau capaian, tentu ada kemungkinan untuk perempuan dapat melebihi laki-laki dalam segi pekerjaan, capaian dan prestasi. Mengacu pada budi, persamaan hak tersebut merupakan batu loncatan bagi perempuan untuk dapat memperoleh suatu capaiannya dengan cara yang baik dan benar serta apabila berkaitan dengan hal yang lebih informal seperti dalam keluarga maka sebaiknya harus dilakukan komunikasi terlebih dahulu untuk mendapatkan penyelesaian bersama sesuai dengan hakikat “Adam dan Hawa” yang saling mendukung serta mengisi kekurangan satu sama lainnya. Hanya perempuan yang memiliki kewajiban khusus dalam kehidupan yaitu sebagai seorang ibu yang melahirkan dan menyusui. Dalam causa formalis kebudayaan terdapat kekhususan terhadap seorang perempuan yang dituangkan dalam peraturan cuti dan perlindungan bagi ibu hamil dan menyusui sebagai bagian dari kebudayaan yang kemudian diangkat menjadi peraturan khususnya perundang-undangan.
Siap bapak, terimakasih bapak.
Siap izin menjawab bapak,
Gender menurut WHO adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode waktu tertentu.Gender dalam kehidupan sosial budaya harus dilihat dari peran masing masing dalam membangun nilai nilai yang setara dalam artian mendapatkan kesempatan dan penghargaan yang sama atau setara.Tetapi banyak orang yang memiliki pandangan perempuan sebagai pihak yang meminta dan menginginkan,sementara laki-laki sebagai pemberi.Hal ini lah yang mengacu untuk terciptanya ketidaksetaraan gender.Kita sebagai manusia yang berakal dan berbudi luhur harus turut menjamin kesetaraan gender sebagai kepentingan bersama.Perempuan harus memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan dirinya dari segala aspek pendidikan,ekonomi, politik,sosial budaya,dan lain lain yang sama seperti yang laki laki dapatkan.Dengan demikian laki laki dan perempuan memiliki peran yang sama besarnya dalam berkehidupan sosial budaya.
Siap,terima kasih bapak.
Izin menjawab bapak,
Permasalahan sosial yang disebabkan oleh gender masih banyak terjadi sampai saat ini. Dari kasus-kasus yang terjadi, perempuan lebih banyak yang menjadi korban. Menurut saya, hal itu muncul karena pengaruh kebudayaan (kebiasaan) sosial pada masyarakat maupun tiap individu di lingkungannya, yaitu meletakan derajat perempuan di bawah laki-laki. Kebiasaan tersebut membuat akal budi serta moral seseorang rusak dan tidak bisa berkembang mengikuti zaman, sehingga mereka bisa merendahkan dan melecehkan kaum hawa tanpa merasa bersalah. Sejatinnya, kita semua manusia yang seharusnya memiliki rasa kemanusiaan dan sadar akan dampak dari setiap hal yang diperbuat, dan sebaiknya mereka yang masih memiliki kebiasaan yang salah dapat diberi bekal ilmu agar dapat memperbaiki pemikiran serta kebiasaannya yang salah.
Siap terima kasih bapak
Izin menjawab bapak.
Sesaat setelah membaca tentang persoalan sosial terkait isu gender, segera timbul dalam benak saya tentang Kesetaraan Gender. Benar, isu gender yang muncul ke permukaan selalu berputar-putar tentang kesetaraan. Meskipun kesetaraan gender terus-menerus digaungkan dimana-mana, tak dapat dipungkiri bahwa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin tetap ada.
Sejatinya, gender adalah hal yang bersifat kodrati dan berasal dari Tuhan. Kesetaraan gender mengacu pada hak, tanggung jawab, dan kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki. Dunia masa kini memang telah menerapkan hal ini perlahan-lahan, baik perempuan maupun laki-laki menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi.
Namun, dalam beberapa kebudayaan dan struktur sosial masyarakat, dikenal adanya Patriarki dan Matriarki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriarki adalah perilaku mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu; matriarki adalah sebaliknya dimana perempuan lebih diutamakan. Di Indonesia, contoh aktualnya adalah masyarakat Suku Batak (Patriarki) dan Suku Minangkabau (Matriarki). Kedua suku ini masih mempertahankan patriarki dan matriarki, baik dalam kehidupan sehari-hari, acara adat, dan kebudayaannya masing-masing. Hal ini yang menjadi tantangan untuk mewujudkan kesetaraan gender bagi seluruh lapisan masyarakat. Kebudayaan dan struktur sosial dianggap amat krusial. Bila melanggarnya, maka si pelanggar akan menerima sanksi dan diasingkan dari lingkungan sosial dan kebudayaannya.
Dunia kini juga diserang oleh isu gender terbaru, yakni LGBTQ+. Di Indonesia sendiri, aktivitas ini legal dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku (Kecuali Provinsi Aceh). Namun agama dan berbagai lapisan masyarakat menolak dengan keras hal ini, karena dianggap 'tidak bersyukur' atas apa yang menjadi takdir dan rahmat pemberian Tuhan sejak lahir. Pelaku LGBTQ+ memang sering menerima perlawanan dan ujaran kebencian, karena tidak sesuai dengan keadaan sosial dan kebudayaan masyarakat, khususnya Indonesia. Hal ini yang menjadikan LGBTQ+ sebagai salah satu persoalan sosial terkait isu gender.
Seiring berjalannya waktu, kebudayaan yang terkesan membelenggu akan menghilang, karena tergerus kemajuan zaman. Harapannya, hal-hal baik yang berasal dari kebudayaan masyarakat tetap dipertahankan. Persoalan sosial terkait isu gender pasti akan pelan-pelan menghilang dan eksistensi kesetaraan gender akan dipertahankan serta masuk dalam konsepsi kebudayaan manusia. Sementara itu, apa yang akan terjadi dengan LGBTQ+ - mendapat tempat atau tidak - akan menjadi pertanyaan yang akan dijawab di masa depan.
Siap terima kasih bapak.
Siap izin menjawab Bapak.
Tumbuhnya presepsi “perbedaan” gender bagi pria dan wanita dalam kehidupan masyarat kita mulai memberikan pandangan adanya peran yang berbeda antara wanita dan pria dalam pembagian tugas dan pekerjaan yang dimana hal ini tidak sesuai dengan adanya hak kesetaraan dan keadilan bagi pria maupun wanita. Contohnya seperti laki-laki yang sering diidentikan sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab sebagai pencari nafkah dan wanita sebagai pengurus rumah tangga. Dimana sesungguhnya beban atribut tidak dapat didasarkan akan gender seseorang. Atas dasar ini dapat dilihat bahwa adanya kesenjangan persepsi dari masyarakat, inilah yang harus kita ubah dan atas dasar ini pula mulai munculnya banyak activis-activis pergerakan wanita agar terrealisasikan persamaan gender di masyarakat kita, kesetaraan gender ini sebagai upaya bersama antara pria dan wanita dalam mewujudkan asas keadilan dan kesetaraan. Untuk itu, perempuan harus diberikan kesempatan yang sama dalam mengembangkan aktualisasi dirinya dalam segala aspek baik itu pendidikan,ekonomi, politik dan sosial budaya. Karena gender sendiri tidak dapat dilihat dari jenis kelamin serta peran antara wanita dan prianya. Karena sesungguhnya pria dan wanita mempunya tugas dalam sosial-budaya dan pembangunan masyarakat yang sama besarnya
Selamat Sore Bapak, Izin menjawab bapak.
Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pengertian gender didefinisikan sebagai aturan atau normal perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem masyarakat.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang terikat kepada aturan hukum alam. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan oleh manusia, yang berupa Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain. Dan kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Jadi menurut saya,konsepsi manusia dan kebudayaan terhadap gender itu harus ditegakkan dengan baik,karena jika terjadi penyimpangan antara setiap gender maka yang terjadi hubungan sosial tidak baik.Jadi sebaiknya,gender terhadap konsepsi manusia dan kebudayaan harus selaras dan berdampingan dan setiap individu,jangan mempermasalahkan gender tersebut.Karena setiap gender pasti berhubungan dengan manusia dan kebudayaan yang berbeda,disitulah pentingnya adaptasi terhadap setiap gender agar tdaik terjadi penyimpangan melainkan tetap bersosial/berhubungan yang baik.
Siap terimakasih bapak
Izin menjawab pak, persoalan gender saat ini berisi tentang kesetaraan gender dimana apa yang di perankan laki laki bisa dilakukan oleh kaum perempuan, biasanya ini dikemukakan oleh kaum kaum feminis yang memiliki pandangan bahwa semua hal peran laki laki dapat digantikan oleh perempuan. Kaum feminis ini hadir ketika tradisi dan budaya lokal yang selalu menjadikan perempuan hanya sebagai perempuan yang berada di rumah dan mengurus rumah sudah luntur.
Tradisi ini luntur karena
Perkembangan zaman, dimana pendidikan dapat diperoleh oleh semua orang dengan mudah dan cepat. Dahulu mengapa anak perempuan di nomor 2 kan dalam hal pendidikan karena biaya pendidikan pada zaman dahulu mahal dan aksesnya tidak semudah masa sekarang lalu anak perempuan nantinya akan dinikahi dan tidak memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga sedangkan laki laki memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya.
Selain itu, saat ini banyak pekerjaan yang memerlukan skill keahlian dengan berfikir sehingga kesempatan perempuan dalam memperolehnya menjadi lebih besar. Menurut saya tidak perlu terlalu dipermasalahkan karena sejatinya laki laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, terdapat peran laki laki yang sulit dapat dilakukan perempuan karena berhubungan dengan kodrat yang diberikan oleh Tuhan. Disisi lain saat ini perempuan juga sudah dapat melakukan pekerjaan yang dahulu terbatas dilakukan oleh laki laki karena perempuan dahulu belum memiliki pendidikan yang layak sehingga skill yang diperoleh hanya didapatkan oleh laki laki. Hal tersebut sudah berubah dengan perkembangan dunia dimana permepuan sudah memperoleh pendidikan yang layak sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya hanya diisi oleh laki laki karena keterbatasan pendidikan perempuan saat itu.
Siap terima kasih bapak.
Izin menjawab pak,
Menurut saya munculnya permasalahan sosial terkait isu gender dikarenakan masih adanya pandangan bahwa perempuan tidak mampu melakukan pekerjaan laki laki,hal ini bisa dilihat dari budaya dari jaman purba dimana laki laki bertugas untuk berburu makanan dan wanita mengolah hasil buruan tersebut, kebiasaan ini pun berlanjut sesuai berkembangnya jaman dan menimbulkan pemikiran bahwa Pria seorang pencari dan wanita seorang penerima.
Konsep pandangan budaya bahwa pria seorang pencari dan wanita seorang penerima harus di kaji ulang karena semua orang memiliki hak yang sama tanpa membeda bedakan gender,seharusnya wanita dan pria saling bahu membahu.Konsep ini dalam sosial budaya bisa dilihat dari peran masing masing individu dalam menjalani kehidupan yang memiliki peran yang sama dan saling melengkapi,tanpa disadari pria dan wanita punya hak yang sama. Sesuai berkembangnya jaman konsep budaya kesataraan gender akan semakin mudah diterima karena banyaknya manusia yang berpendidikan tentu hal ini akan memakan waktu tetapi lama kelamaan pemikiran “Pria pencari,Wanita penerima” akan ditinggalkan.hal ini bisa dikaitkan dengan budaya yang akan berubah ubah akibat dari globalisasi contoh nyata adalah terjadinya akulturasi.
Siap terima kasih bapak
gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.Dimaknai sebagai perbedaan yang bersifat sosial budaya dan merupakan nilai yang mengacu pada hubungan sosial yang memberikan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dikarenakan perbedaan biologis yang menjadi kodrat, dan oleh masyarakat dan menjadi budaya dalam kehidupan bermasyarakat.
WHO (world health organization) memberikan batasan gender sebagai seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan antribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan.
Selamat sore pak, izin memberi tanggapan.
Gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dimana hal ini sebagai perbedaan yang bersifat sosial budaya dan merupakan
nilai yang mengacu pada hubungan sosial. Hal ini juga memberikan perbedaan pada
peran itu sendiri antara laki-laki dan perempuan,dikarenakan perbedaan biologis
yang sudah menjadi kodratnya.
Mengenai isu gender, permasalahan ini masih sering terjadi dan melekat sampai pada saat ini. Dimana pada umumnya masyarakat kita sendiri masih memegang teguh prinsip/budaya patriarki yang artinya mengutamakan laki-laki daripada perempuan.
Sebagai contoh budaya patriarki; dalam suatu keluarga/rumah tangga ada peraturan yang dimana tugas mencuci piring,memasak menyapu dll adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh perempuan sedangkan hal² seperti itu sangat tabu jika laki-laki yang melakukannya dan perempuan tidak boleh melebihi laki-laki dalam segala aspek (pekerjaan, jabatan, dll).
Hal - hal seperti ini lah yang menyebabkan ketimpangan dalam kehidupan sosial berbasis gender yang selalu membuat perempuan dinomor duakan dalam
berbagai hal yang terjadi berdasarkan realita kehidupan.
Siap terima kasih pak.
izin menjawab pak,
menurut saya isu gender ini telah ada sejak zaman dahulu dapat kita lihat di arab dulu apabila sebuah keluarga terpandang memiliki anak perempuan maka anak perempuan tersebut akan dibunuh karena dianggap sebagai aib bagi keluarga, dan di indonesia dapat kita lihat pada zaman dulu hanya laki-laki yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tetapi hal ini berhenti setelah R.A. Kartini menyamakan derajat laki-laki dan perempuan tetapi pemikiran yang telah tertanam turun temurun itu tetap berlanjut dapat kita lihat masih banyak perempuan yang memiliki gelar sarjana atau bahkan magister harus berhenti dari pekerjaannya karena menikah hal ini terjadi karena adanya pemikiran bahwa tempat wanita setelah menilah adalah di dapur, pemikiran-pemikiran seperti inilah yang harus dihentikan.
Good evening Sir, please allow me to explain my opinion.
The concept of differentiation of portions in gender or separating people based on their gender is one of the worst thing in history. This doesn’t bring equality and already rooting in our culture,not only in Indonesia but also around the world. If we look back in history, we all will know that equality, is something rare. Almost impossible. Women are taught to stay at home, cooking, feed the kid, and they didn’t have a choice to build career for theirself. Men are taught that they have to be strong, have no feelings, prohibited to cry, or liking feminime stuffs. And it is unfair for all of us, knowing we are limited not by our quality, but by our gender.
Me, speaking as a woman, especially in Indonesia, have seen so many things that could be better if this ‘gender-issues-things’ doesn’t exist. For the example, so many men are having depression and they don’t even know they are having it because they never found it out. Mostly the reason is because they don’t have the freedom to express their feelings, like whenever they are sad, they have to keep it all to theirself, or even express it in a bad way, like punching the wall, etc. ‘The masculine way to express their sadness,’ they said. Men are not allowed to cry. That is the rules. But in fact, we are all human, we have feelings and that including sadness.
On the other side, in Indonesia, we all know that still many women are taught to stay at home as a housewife, as if being a housewife is their only choice. If youre a woman and you don’t get married yet at a certain age, the society will judge you badly. In some remotes areas, its easy to found the stigma that women don’t need to continue their education to the higher level. I will quote some annoying sentences that commonly comes from the neighbors :
“Kamu itu perempuan, ngapain sekolah tinggi-tinggi? Ujungnya juga masuk dapur, ngurus anak. Awas loh nanti lelaki gak ada yang mau sama kamu kalo kamu punya karir tinggi,”
Or
“Kamu itu laki-laki, ngapain sih ngambil kerjaan jadi fashion designer? Itu kan kerjaan perempuan, yang macho dikitlah nyari kerjaan,”
Annoying, but it happens.
All we need is equality. Nobody taught us, “you can cry. Its okay. Men are human too,” or “its okay if you don’t want to be a housewife and build your own career, even if you are a woman.” We don’t need that “as a girl” “as a boy” words. We need to start say “as a human,” because we are all the same.
That’s all I can say, thank you for your attention.
Izin menjawab bapak,
Jika berbicara tentang isu gender, maka yang selalu terngiang adalah jargon tentang “kesetaraan gender”. Gender tidak hanya tentang perbedaan jenis kelamin, gender sendiri juga dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh social budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Pada kodratnya tidak ada aturan yang mengatakan tentang perbedaan tugas dan fungsi antara laki-laki dan perempuan, semua kita sama sebagai manusia, perbedaan itu hanyalah kebudayaan yang timbul di masyarakat, dan oleh karena itu muncul masalah sosial yang mana perempuan selalu menjadi terpinggirkan, sehingga isu gender seolah-olah identik dengan permasalahan perempuan. Walaupun jargon kesetaraan gender sendiri sudah dilantangkan kemana-mana, namun faktanya masih ada sebagian perempuan yang belum memiliki hak penuh atas tubuhnya sendiri. Bahwa pengambilan keputusan atas perlakuan terhadap tubuh perempuan masih belum menjadi otonomi si perempuan, namun masih dibatasi dan diatur oleh beragam sterotipr dan budaya yang mengelilinya.
Sekarang ini arus globalisasi semakin pesat, oleh sebabnya budayapun selalu berubah. Dengan demikian juga peran gender. Tahun 90-an, perempuan tidak ada yang boleh bekerja jadi sopir, namun saat ini mulai banyak sopir perempuan. Dulu, perempuan hanya ditugaskan mengurus rumah dan anak dan laki-laki mencari nafkah, saat ini perempuan pun ikut serta dalam urusan mencari nafkah. Bahkan sekarang jabatan presiden pun boleh diisi oleh perempuan. Hal itu terjadi karena perkembangan zaman dan perubahan kebudayaan. Dengan berkembangnya budaya yang ada, boleh jadi suatu saat nanti tidak ada yang namanya peran gender.
Siap terima kasih bapak.
Selamat sore pak, Izin menjawab Bapak
Isu gender senantiasa merupakan fenomena yang masih sering dipermasalahkan hingga saat ini. Gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum perempuan dan laki laki , yang kemudian di konstruksikan secara sosial maupun kultural atau bagaimana cara masyarakat memandang laki-laki dan perempuan dalam lingkungan sosialnya. Contoh isu yang sering dipermasalahkan salah satunya adalah masalah kesetaraan gender.
Banyak orang yang berasumsi bahwa pada umumnya laki-laki adalah sosok yang lebih kuat, bertanggung jawab, dan lebih mendominasi. Sebaliknya, perempuan dianggap sebagai sosok yang lemah dan dianggap tidak dapat melebihi seorang lelaki. Padahal, kenyataannya hal tersebut tidak selamanya benar apalagi dimasa era globalisasi saat ini.
Permasalahan gender seharusnya sudah tidak perlu dibicarakan lagi ditengah kalangan masyarakat, karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Bahkan kenyataannya, saat ini banyak perempuan yang dapat melebihi seorang lelaki baik dalam segi pendidikan, pekerjaan, finansial, dan prestasi yang diraih. Isu mengenai permasalahan gender ini mengakibatkan timbulnya diskriminasi dalam kehidupan sosial budaya.
Gender dalam kebudayaan harus dilihat dari perannya masing masing dalam membangun nilai-nilai yang setara. Setara yang dimaksud adalah dalam mendapatkan kesempatan dan penghargaan. Dalam kebudayaan, pada dasarnya setiap manusia baik itu laki laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi yang membedakannya dengan makhluk lain adalah manusia memiliki akal budi. Kita sebagai manusia yang memiliki akal budi harus dapat menghargai dan memiliki kemampuan berpikir yang baik dan logis dalam hal kesetaraan gender demi kepentingan bersama dan dapat menimbang baik buruknya segala sesuatu. Dalam kebudayaan, terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diimplementasikan terutama terkait dengan isu gender yang sering dipermasalahkan yaitu saling menghargai antar gender agar tidak terjadi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, karena kebudayaan berperan sebagai sarana dimana manusia dapat saling belajar menghargai hidup sebagai insani.
Siap terimakasih bapak.
Selamat Sore, Izin menjawab bapak.
Gender dapat diartikan pembeda antara pria dan wanita yang telah diatur baik dari segi tingkah laku maupun jenis kelamin.
Isu gender salah satunya seperti pria lebih tinggi kodrat nya daripada wanita. Hal ini telah menjadi kebudayaan. Sebenarnya hakikat pria dan wanita itu sama. Salah satu contoh budaya timur yang menganggap wanita identik dengan rok, hal ini jika dipakai oleh pria adalah hal yang salah. Standar ini telah terbentuk dan tertanam bahwa wanitalah yang berhak memakai rok. Tetapi salah satu budaya daerah lain rok merupakan pakaian tradisional bagi pria.
Hakikat kebudayaan yang telah maju membuat pria dan wanita menginginkan adanya kesetaraan gender untuk bersama sama memajukan kebudayaan dan standar kehidupan. Dalam kehidupan sosial wanita masih sangat amat sedikit yang menjadi pemimpin dikarenakan telah tertanamnya pemikiran bahwa wanita itu tidak cakap dalam hal memimpin dan hanyalah lelaki yang pantas. Oleh karena itu kebudayaan harus dapat menyesuaikan peran pria dan wanita sesuai porsinya masing masing agar terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender.
izin menjawab bapak
Gender adalah sifat yang melekat pada manusia yang menjadi pembeda antara laki-laki dan perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun kultural , gender mengambil peran dalam pembagian peran, kedudukan , dan tugas antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
Pada dasarnya manusia diciptakan di bumi ini untuk menjadi pemimpin di bumi, untuk mengelola, mengolah dan memanfaatkan bumi dan seisinya terlepas dari laki-laki maupun perempuan, peluang untuk meraih prestasi dan pengembangan diri tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik itu dalam bidang spiritual maupun urusan karir profesional karena itu semua tidak harus dimonopoli oleh salah satu jenis kelamin saja.
Penyebab ketidaksetaraan gender yang terjadi pada perempuan tidak lain disebabkan dari paradigma-paradigma atau mitos-mitos yang diyakini oleh masyarakat, contohnya adalah masyarakat meyakini bahwasannya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki , sehingga perempuan dianggap sebagai makhluk kedua yang tidak akan mungkin ada tanpa kehadiran laki-laki, namun itu semua terbantahkan dengan banyaknya perempuan sekarang ini yang berhasil berkecimbung kedalam lingkungan profesi yang biasanya hanya dilakukan oleh laki-laki dan bahkan sudah banyak perempuan yang menjadi pemimpin didalam suatu organisasi bahkan negara tertentu.
Oleh sebab itu sudah seharusnya kita mengesampingkan pendapat-pendapat yang menyudutkan kaum hawa , karena pada dasarnya kita diciptakan dengan posisi dan kedudukan yang sama serta , dan juga masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang harus dijalankan , dengan demikian paham-paham yang menyebabkan ketidaksetaraan gender akan bisa dihapuskan.
siap terima kasih pak
Selamat sore bapak, izin menjawab bapak.
Secara defenitif, Gender dapat diartikan sebagai konstruksi sosial-budaya yang dilekatkan pada perbedaan kelamin. di dalamnya juga terdapat harapan masyarakat yang dilekatkan pada kondisi lahiriah tadi, yang sering tidak adil. Misalnya, seorang perempuan diharapkan berperilaku lemah-lembut dan feminin, sehingga perannya ditempatkan dalam ruang domestik. Sedangkan laki-laki lebih memiliki kebebasan atas pilihannya dan dapat berkiprah di ruang publik tanpa perlu dibebani masalah domestik. Inilah yang kemudian menjadi perhatian serius dalam kesetaraan gender.
Secara historis, dalam kebudayaan nusantara sendiri "perjuangan perempuan" dapat ditunjukkan dengan perannya sebagai seorang istri dan ibu. Konsepsi ini bahkan sudah melekat erat sebagai identitas seorang perempuan di nusantara ini. Sedangkan kedudukan seorang pria diartifisialkan sebagai manusia yang harus bekerja keras dan berkorban secara fisik. Di daerah asal saya sendiri dengan adat minangkabau nya saja memang sudah menentukan kedudukan pria dan wanita sebagaimana mestinya, dan kebudayaan tersebut sampai sekarang masih berjalan dinamis menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada, tapi tidak menghilangkan hakikat dari gender yang ada.Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya gender itu selalu berkesinambungan dengan kebudayaan nusantara.
Pandangan saya pribadi, problematika isu gender yang dikaitkan dengan konsepsi manusia dan kebudayaan, pada dasarnya selalu berjalan dinamis. sebagai bentukan sosial, gender itu sendiri amat-sangat dinamis dan senantiasa berubah dipengaruhi ideologi tertentu. Karena itu, perjuangan kesetaraan gender tidak mengacu pada persamaan kelamin, tapi justru bagaimana menciptakan kesadaran kritis masyarakat yang tidak lagi terpaku dalam kotak-kotak gender kaku yang membatasi manusia. Dan pada hakikatnya, kebudayaan lah menjadi penyelaras bagi manusia dalam isu gender ini. Kebudayaan yang dinamis dan dilakukan secara turun temurun ini, sudah melekatkan tugas dan fungsi dari setiap gender yang ada, akan tetapi tidak membatasi hak dan kewajiban dari setiap gender tersebut.
selamat malam bapak, izin menjawab bapak
Dalam permasalahan yang disebabkan isu gender sudah sangat marak terjadi, isu ini sering muncul dan kita temuii dari masa kemasa, kesetaraaan masihh sangat sangat sensitive dikalangan masyarakat, perempuan masih memiliki peranan yang terbatas dalam lingkupnya sedangkan laki- laki dalam keaktifan dimasyarakat, sosial budaya nyaa sangatlah luas, gender sendiri bukan hanyaa berupa tentang jenis kelamin tetapi mencakup prilaku serta ekspresi, dalam isu kebudayaaan masyarakat pun masih menjujung budaya mengutamakan laki- laki dari pada perempuan (patriarki), pada masa RA. Kartini memperjuangkan kesetaraan antara laki- dan perempuan stigma yang tertanam sejak dahulu bahwa seorang wanita hanya mampu menyelesaikan tugas rumah,dan tidak perlu bersekolah, stigma ini yang kemudian membuat RA. Kartini memperjuangkan kesetaraan perempuan dengan mengungkapkan karyanyaa dalam majalah belanda “The Hollandsche lelie” dan mampu menyadarkan stigma masyarakat luas, dan saat ini gerakan tersebut masih digalakkan hingga sekarang.
Seiring berjalanya waktu kebudayaan mulai terkikis, gender bukanlah Batasan untuk seseorang berekspresi, laki- laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama baik dalam Pendidikan dan profesi, walupun kebudayaaan patriarki masih ada hingga sekarang, kita harus saling menghormati dalam memperkuat persatuan bangsa.
Siap izin menjawab bapak.
Isu gender bagi pria dan wanita tidak dapat dipungkiri keberadaannya yaitu sangat nyata terjadi, tidak hanya di Indonesia namun di seluruh negara pun terjadi demikian. Hal ini tentu menjadi sebuah permasalahan dimana kita sebagai manusia terlalu membeda-bedakan antara pria dan wanita dalam hal kehidupan sehari-hari, misalnya dalam suatu kelompok biasanya selalu dipilih ketua berdasarkan gender yaitu pria yang menjadi ketua dalam kelompok itu, padahal bukan tidak mungkin wanita pun sanggup untuk menjadi ketua dalam kelompok itu namun karena persepsi kita selama ini bahwa pria lah yang pantas menjadi ketua. Isu gender pula menyebabkan pada saat dulu orang tua melarang anak perempuannya untuk mengenyam pendidikan tinggi karena mereka berpikir anak perempuan hanya akan berakhir mengurus rumah tangga saja di rumah tanpa bekerja. Tentu isu gender ini tidak boleh dibiarkan terus menerus terjadi karena itu akan mengurangi esensi dan menyalahi hak-hak daripada wanita itu sendiri, karena sejatinya baik pria maupun wanita ialah sama kedudukannya tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita bersyukur di Indonesia sudah banyak contoh kesetaraan gender seperti pernah ada presiden wanita di Indonesia yaitu Ibu Megawati dan saat ini kita bisa melihat banyak wanita yang mengenyam pendidikan tinggi hingga bisa bekerja sesuai keinginan dan kemampuannya tanpa harus dibatasi hanya karena gendernya sebagai seorang wanita, hal ini harus terus kita pertahankan pada masa-masa yang akan datang.
Siap terimakasih bapak.
Siap izin menjawab bapak,
Sebelum itu dapat kita lihat pengertian gender yaitu Gender adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan maskulinitas dan femininitas. Karakeristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin, hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin, atau identitas gender. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 gender yaitu laki laki dan perempuan. Di zaman modern ini, isu gender telah banyak dimunculkan ke publik seperti adanya kesetaraan gender, banyak gender yang muncul (seperti LGBT), dan lainnya.
Untuk kesetaraan gender, di masyarakat Indonesia telah banyak yang menyadari bahwa laki laki dan perempuan berada di level yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama contohnya didalam pekerjaan sebagai koki tidak hanya perempuan namun laki laki juga ada, perempuan menjadi pemimpin di pemerintahan seperti ibu Tri Rismaharini .
Namun untuk LGBT, di kebudayaan dan masyarakat Indonesia banyak yang beranggapan ini salah karena dengan adanya LGBT, tentu akan membuat kebingungan dalam identitas diri di kehidupan bermasyarakat.
Siap terima kasih bapak
siap izin menjawab bapak,
pengertian gender sendiri adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada manusia dan membedakan maskulinitas dan femininitas yang mencakup jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Isu gender ini sudah sejak lama menjadi perbincangan orang banyak dan disetiap peradaban berbeda-beda, jika dahulu masyarakat masih memegang prinsip bahwa laki-laki memiliki porsi yang lebih dalam semua hal dibanding perempuan dan menganggap perempuan itu lemah sehingga perempuan pada saat itu hanya ada dibawah bayang-bayang laki-laki, tetapi dengan berkembangnya zaman maka lama kelamaan perempuan menempati posisi yang sama dengan laki-laki yang dimana sekarang sudah adanya kesetaraan gender tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan bahkan sekarang perempuan dapat memiliki posisi yang lebih dari laki-laki tanpa adanya pandangan yang buruk dari masyarakat sekarang.
siap terimakasih bapak.
Selamat malam Bapak, izin memberikan tanggapan
Seperti yang kita ketahui kesetaraan gender merupakan perihal yang sangat penting dalam kalangan masyarakat, terutama di Indonesia. Kita sadari bahwasanya Indonesia pernah dipimpin oleh seorang perempuan, siapa lagi jika bukan Ibu Megawati Soekarnoputri. Akan tetapi, apakah hal tersebut dapat menjamin perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki? jawabannya belum tentu. Karena di sektor masyarakat dan kebudayaan, perempuan seringkali mendapat perlakuan yang berbeda dibandingkan dengan laki-laki. Tentu setiap orang memiliki pandangannya masing-masing terhadap kesetaraan gender dan juga paham seseorang tidak bisa dipaksakan ke orang lain. Salah satu objektif dari tiap negara di 2030 dilansir dari persatuan bangsa adalah kesetaraan gender, tidak hanya berfokus pada satu negara namun seluruh dunia. Dalam memerjuangkan kesetaraan gender ini, pemerintah dan masyarakat memegang peranan penting terhadap kebijakan dan tindakan ini. Indonesia berada di posisi ke-6 di ASEAN dalam hal kesetaraan gender, dengan kata lain pada peringkat bawah. Tidak dapat dihindari, sebetulnya kebudayaan merupkan perihal yang sensitif jika dibicarakan dan sangat melekat bagi tiap individu. Kesadaran dirilah yang menjadi poin penting untuk menuntaskan permasalahan ini, karena pada dasarnya bergantung pada pola pikir tiap orang. Tidak akan ada habisnya jika permasalahan gender tetap berlanjut, terlebih lagi jika menyangkut persepsi dan kebudayaan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan jika Indonesia dapat lebih antusias dalam hal kesadaran kesetaraan gender untuk menjadi objek krusial pemahaman.
Siap terima kasih Bapak
Selamat malam bapak, izin menjawab bapak.
Persoalan persoalan mengenai isu gender memang sering kali mencuat. Gender sendiri mengacu kepada tanggung jawab serta peran dari seorang laki laki maupun perempuan, yang mana peran dan tanggung jawabnya ini ditentukan oleh masyarakat sehingga dijadikan acuan atas sikap dan perilaku dari lari laki dan perempuan tersebut.
Menurut pandangan saya dari konsep kebudayaan, peran ini dapat berubah setiap saat serta bervariasi di dalam berbagai budaya, tidak hanya di dalam budaya, peran ini juga bervariasi diantara budaya tersebut. Jika menurut analisis kebijakan yang berbasis gender, untuk perempuan sendiri, peran dan posisinya yang lebih rendah dibandingkan peran dan posisi laki-laki diawali dari pembagian kerja berdasarkan gender kemudian dihubungkan dengan fungsi perempuan sebagai ibu. Hal ini tentunya berlawanan secara biologis yang mana gender ini bersifatnya statis. Maka kesimpulan pendapat saya, gender ini dapat dirubah atau berubah.
Siap terima kasih Bapak
Selamat Malam, Izin menjawab Bapak,
Sistem kehidupan pada era Globalisasi sekarang tidak lagi membatasi gender dalam melakukan suatu pekerjaan. Kembali pada era Indonesia merdeka sampai periode Presiden Soeharto, masih terdapat batas pekerjaan di lingkungan pemerintahan maupun swasta sehingga kaum wanita tidak bisa menempatinya, hal ini dikarenakan warga Indonesia membatasi wanita karena perbedaan biologis atau kelamin. Warga Indonesia masih banyak memandang wanita untuk tidak dipekenankan melakukan pekerjaan berat dan bertanggung jawab besar. Kendala budaya yang ada ini merupakan yang terjadi di Indonesia sebelum era Globalisasi.
Gender bukan Jenis Kelamin, Gender adalah sifat maskulin dan feminim. Gender tidak bersifat biologis, gender tidak dibawa ketika lahir tetapi berkembang dalam sosial. Terjadinya ketidaksetaraan gender disebabkan oleh pemahaman agama yang keliru ataupun budaya yang ada.
Untuk mewujudkan kesetaraan gender diperlukan komitmen bersama untuk mengangkat wanita di struktur pandangan masyarakat hingga memberikan kesempatan yang sama seperti pria. Untuk memperjuangkan kesetaraan ini diperlukan perubahan pola pikir yang membudaya terhadap wanita dan melakukan gerakan transformasi menciptakan kesamaan hubungan sosial antara pria dan wanita.
Siap terima kasih Bapak
Selamat malam bapak. Siap izin menjawab pak, tuntutan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan perlu direspon secara proporsional baik oleh laki-laki maupun perempuan. karena, itu sikap yang perlu dilakukan sebagai upaya merespon masalah isu kesetaraan ini adalah dengan memperjuangkan keseimbangan gender, menguntungkan kedua gender, memberikan kesempatan yang sama pada kedua gender, serta menegakkan keadilan bagi kedua gender. Apabila perempuan diposisikan tertinggal, maka perempuan tidak dapat menjadi mitra sejajar laki-laki, sehingga hubungan kedua pihak akan menjadi timpang. Akibatnya, terjadilah ketidakserasian dan ketidakharmonisan dalam kehidupan bersama antara laki-laki dan perempuan, baik dalam lingkungan kehidupan berkeluarga maupun dalam lingkungan kehidupan masyarakat secara umum. Lebih jauh lagi semakin tingginya tuntutan, kesadaran, dan kebutuhan perempuan terhadap pengembangan diri, akan timbullah konflik, karena perempuan membutuhkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Selamat Malam Bapak, Izin menjawab,
Menurut saya isu gender memanglah sangat sensitif, walaupun di era revolusi industri 4.0 ini sudah mulai nampak terkikisnya garis batas antara laki-laki dan perempuan. Didalam pengertiannya itu sendiri gender adalah karakteristik yang menempel atau ada pada seseorang yang menunjukan maskunilitas dan feminilitas.
Dalam konsepsi manusia dan kebudayaan gender sangatlah penting, kebudayaan merupakan wadah bagi manusia yang ada didalamnya untuk menunjukkan atau menandai identitas diri untuk membedakan dengan masyarakat lainnya, pastinya terdapat laki-laki dan perempuan didalamnya yang memiliki warna atau ciri tersendiri.
Sebagai contoh didalam adat jawa, laki-laki menggunakan pakaian bernama "beskap" dan perempuan menggunakan pakaian bernama "kebaya" dapat terlihat jelas adanya perbedaan dari kedua entitas tersebut, hal inilah yang terkadang mendorong isu gender menjadi sangat sensitif dan mudah untuk mengemuka, disinilah peran pemuda bangsa untuk terus menyuarakan kesetaraan gender, prinsip pemimpin berdasar dengan kapabilitas bukan jenis kelamin dan penyamarataan hak yang memang perlu disama ratakan.
Siap Bapak, Siap terimakasih Bapak
Siap selamat malam bapak, izin menjawab bapak
Isu mengenai perbedaan gender sudah lama terjadi di dunia ini. Laki-laki dan perempuan dianggap memiliki peran dan kemampuan yang bebeda. Laki-laki memiliki peran yang lebih luas di lingkungan masyarakat dibandingkan wanita yang perannya masih terbatas.
Masih banyak orang yang masih menganut patriarki. Patriarki adalah paham atau budaya yang menganggap bahwa laki-laki diatas perempuan. Contohnya di masa ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda, wanita sangat sulit untuk mengenyam bangku pendidikan. Namun dengan adanya tokoh R.A. Kartini yang menjunjung emansipasi wanita, akhirnya wanita dapat mendapatkan pendidikan yang layak seperti saat ini. Selain itu, ketika masa meraih kemerdekaan, tidak sedikit wanita yang ikut berjuang melalui perlawanan fisik untuk meraih kemerdekaan. Hal ini menjadikan bukti bahwa wanita tidak dapat dilihat dengan sebelah mata.
Pada masa saat ini wanita sudah mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki. Contohnya seperti, Ibu Megawati Soekarno Putri. Ia mendapat kepercayaan untuk memimpin suatu negara yang besar yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk memimpin suatu negara tentunya harus memiliki kemampuan yang baik pula. Dari sini maka bisa kita lihat bahwa bukan saatnya lagi kita membeda-bedakan manusia dari gender untuk menjadi orang yang aktif dan memimpin. Namun saat ini adalah siapa yang memiliki kemampuan, ialah yang dapat berperan aktif. Wanita juga memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki.
Selamat Malam Bapak, izin menjawab pak
Indonesia adalah negara dengan jumlah pemduduk yang sangat besar menempati urutan keempat di dunia. Menurut jenis kelamin, jumlah itu terdiri dari 134 juta pria dan 132 juta wanita. Perbandingan jumlah pria dan wanita yang hampir sama tidak serta merta menjadikan peran dan keterlibatan pria dan wanita dalam kehidupan sosial di masyarakat memiliki porsi yang sama.
Dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial budaya, perempuan memiliki peran yang lebih rendah daripada laki laki. Sebagai contoh dalam pemilu keterlibatan perempuan masih sangat rendah ini menempatkan bahwa perempuan sebagai pelengkap laki laki dalam proses pengambilan keputusan.
Jadi menurut saya gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yanh berlaku dalam periode waktu tertentu, dapat disimpulkan gender paling mendasar adalah tentang peran dan bukan kodrati/jenis kelamin sebagai laki laki maupun perempuan
Siap Bapak, siap terima kasih Bapak
Selamat malam Bapak, Izin menjawab.
Menurut saya isu masalah gender sangatla sensitif. Gender memiliki makna baik perempuan maupun laki-laki. kita tahu revolusi 4.0 saat ini memberikan dampak bagi seluruh dunia maupun secara khusus bagi manusia. Adapun dampak positif dari isu gender yaitu baik wanita maupun pria dapat memiliki pekerjaan yang sama tanpa membedakan dari gender. Adapun dampak negatif dari isu gender yaitu adanya peristiwa LGBT secara bebas di beberapa negara didunia.
Negara indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman suku, ras, dan agama. Dilihat indonesia negara maritim yang 3/4 wilayah indonesia merupakan air maka dari itu sudah sangat banyak potensi yang diperoleh oleh negara indonesia. Dilihat dari pejuang terdahulu yang memperjuangkan seluruh pikiran dan tenaganya untuk kemerdekaan negara indonesia. Contoh pejuang wanita indonesia yaitu R.A Kartini yang menggagasi emansipasi wanita. Bahwa RA Kartini mengakatan bahwa tidak hanya pria yang dapat berjuang untuk kemerdekaan indonesia melainkan wanita dapat ikut serta dalam memperjuangkan negara indonesia. Kesetaraan Gender membuat negara indonesia menjadi seimbang akan pekerjaan maupun pendidikan. Bahwa wanita juga dapat mengantikan peran seorang pria yang memiliki jabatan dan pekerjaan yang berat. adapun Presiden wanita pertama indoneisa yaitu ibu Megawati Seokarno Putri yang merupakan anak dari presiden pertama indonesia bapak Ir. Soekarno yang mendapati jabatan menjadi presiden. Hal ini membuat bahwa seorang wanita dapat menjadi seorang pemimpin demi kemajuan bangsa dan negara indonesia.
Siap terima kasih bapak
Selamat Malam Bapak,Mohon Izin menjawab
menurut saya isu mengenai gender masih menjadi kesalah-pahaman dikarenakan
sehubung dengan perkembangan budaya dan sosial, secara khusus pada beberapa etnis terjadi tercipta batasan-batasan tertentu tentang peran yang boleh dan tidak boleh dikerjakan oleh perempuan dan laki-laki. Hal ini disebutkan sebagai diskriminasi gender, karena setiap tindakan terdapat batasan-batasan tertentu. Pembatasan tersebut jelas mengakibatkan penolakan pengakuan, penolakan ketertiban, pelanggaran atas pengakuan hak asasi dan lainnya. Mengenai hal ini, Masih ada hak-hak kaum perempuan yang termarjinalkan, baik yang tercipta melalui norma adat masing-masing etnis maupun oleh peraturan yang telah ditetapkan. Tanpa disadari, praktik diskriminasi gender secara tidak langsung telah terjadi di berbagai jenis pekerjaan. sebaik kita sebagai masyarakat hendaklah memperhatikan praktik-praktik penyebab diskriminasi gender, yaitu diskriminasi langsung, diskriminasi tidak langsung, diskriminasi sistematik yang dapat menyebabkan ketidakadilan gender yang akan merugikan kaum perempuan.
Jadi Setiap tindakan pembatasan seseorang karena alasan gender sudah pasti menimbulkan sebuah sudut pandang yang menyudutkan kaum perempuan. Sehingga mengenai hal ini, hak-hak perempuan perlu untuk dilindungi serta diberikan peluang serta peran yang sama seperti laki-laki
oleh sebab itu sesuai dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. maka diharuskan adanya presentase minimal perempuan dalam suatu jenis pekerjaan, khususnya di instansi pemerintah maupun BUMN.
Siap terima kasih Bapak
Selamat Malam bapak, izin menjawab bapak. Menurut saya gender itu adalah salah satu konsep yang menceritakan banyak hal mengenai kehidupan baik kehidupan wanita maupun pria. Persoalan gender dapat dilihat dari konsepsi kebudayaan yang memperlakukan manusia berjenis kelamin pria dan wanita secara berbeda, padahal dalam prinsip kemanusiaan keduanya memiliki hak-hak kemanusiaan yang setara.
Isu gender bukanlah masalah yang baru muncul pada abad ke 21, melainkan isu yang sudah ada sejak dulu. Contoh dari segi pendidikan dimana dulu R.A. Kartini berjuang demi pendidikan untuk wanita. Ideologi atau pemikiran akan perbedaan hak antara kaum wanita dan pria sering menimbulkan masalah. Masalah-masalah inilah yang menjadi dorongan akan munculkan gerakan feminisme.
Berdasarkan KBBI feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Persamaan hak terbsebut mencakup persamaan dalam hal politik, ekonomi, personal dan sosial yang dapat diartikan dalam ideologi yang luas. Dan persamaan hak dengan pria dalam berbagai hal yang seringnya wanita masih didiskriminasi. Akan tetapi menuntut kesetaraan gender sering disalahartikan sebagai sebuah kebencian terhadap pria. Padahal gerakan feminisme hanya mencakup rasa ingin dihargai dan diterima sama seperti para pria dalam hal apapun.Saya sendiri setuju akan gerakan feminisme ini dan melabeli diri saya sebagai seorang feminist.
Selamat malam bapak, izin menjawab bapak
Pandangan saya berkaitan hal isu gender dengan konsepsi manusia dan kebudayaan adalah hal isu gender dahulunya ditentukan oleh kebudayaan masing masing masyarakat, secara umum setiap kebudaayaan mempunyai sistem nilai tersendiri bagaimana seharusnya laki laki dan perempuan bertindak atau bertingkah laku, di dalam hubungan kebudayaan dan isu gender sendiri biasanya laki laki di pandang sebagai sosok yang kuat dan perempuan sebagai sosok yang lemah, maka dari sini muncul suatu perbedaan kesetaraan antara laki laki dan perempuan. Selain itu kebudayaan yang berkembang di masyarakat memaknai gender sebagai pembagian peran antara laki laki dan perempuan, sehingga ketimpangan dalam kehidupan sosial membuat perempuan dinomor duakan dalam berbagai hal yang terjadi berdasarkan realita kehidupan. Oleh karena itu, persoalan sosial yang disebabkan isu gender senantiasa mengemuka, akan tetapi isu gender mulai meredup seiring dengan adanya perkembangan global dikarenakan memberikan dukungan dalam peningkatan taraf hidup perempuan.
Perubahan ini akan membentuk perubahan sosial yang merubah pola pikir masyarakat sehingga peran perempuan semakin berkembang ke dalam kehidupan sosial, politik maupun ekonomi.
Siap terima kasih bapak.
Selamat Malam Bapak, izin menjawab bapak
Isu gender belakangan ini menjadi suatu perdebatan yang tidak kunjung habis. dan bagi saya, di zaman yang kian maju ini, memang perlu diadakan perubahan perubahan perihal isu gender yang telah lama sekali "dibiarkan". salah satu isu yang paling ramai adalah tentang kedudukan dan peran wanita di dalam kehidupan sosial. banyak yang beranggapan bahwa wanita tidak memiliki peran "sepenting" laki laki. jelas ini suatu paham yang salah bagi saya, di zaman ini semua orang harus memiliki kesempatan yang sama, dalam berkehidupan sosial, ekonomi, kesempatan berpolitik, dan kesempatan yang sama dalam memperoleh hak hak sebagai seorang manusia tanpa memandang gender nya.
Namun, dibalik sebuah isu, pasti selalu ada pihak yang pro dan kontra. memang tidak mudah untuk menghapus isu isu yang mendiskreditkan suatu gender karena menurut saya, para masyarakat, khusus nya genereasi generasi terdahulu sudah menanamkan konsep ini dalam diri mereka, bahkan menurunkannya, jelas ini suatu hal yang sangat sulit untuk diubah. bahkan kebudayaan kebudayaan masyarakat yang bersinggungan dengan isu gender sudah menjadi suatu kebudayaan yang lazim atau di anggap wajar.
untuk menyelesaikan isu ini, butuh banyak sekali faktor yang perlu di angkat serta membutuhkan dukungan dari segala aspek masyarakat, salah satu contohnya pendidikan, tak hanya pendidikan dari bangku sekolah, edukasi tentang isu gender bisa ditanamkan dalam lingkup keluarga, kita sebagai mileinal bertugas memutus rantai penurunan kebudayaan negatif yang mendiskreditkan suatu gender. jika kelak kita mempunyai keturunan, kita harus menanamkan pemahaman bahwa seluruh gender, mau itu laki laki atau perempuan memiliki kedudukan dan kesempatan yang sama, tidak ada yang lebih kuat dan lebih lemah.
Namun pembahasan isu ini perlu diawasi agar tidak ada pihak yang salah pemahaman dan menimbulkan paham paham yang menyimpang serta bertolak belakang dengan norma norma yang ada di masyarakat, dalam hal ini negara Indonesia, banyak sekali sekarang bermunculan gerakan gerakan menyimpang seperti LGBT. salah satu fenomena lain adalah muncul nya "superioritas" antara gender, dalam hal ini adalah patriarki yang diyakini menjadi budaya di indonesia. hal ini perlu dihilangkan karna memang tidak sesuai dengan isu gender yang sedang di perjuangkan, namun, ada beberapa pihak yang "kebablasan" dan malah berujung pada pemahaman matriaki, dan jelas ini malah menimbulkan permasalahan baru.
Isu gender merupakan suatu permasalahan yang kompleks, dan tidak bisa dilihat satu sisi saja, serta banyak faktor yang pro dan kontra. yang jelas tugas kita saat ini adalah tetap memperjuangkan isu isu yang dianggap baik, serta menghilangkan isu isu yang mendeskreditkan suatu gender, serta memberi edukasi dan pemahaman kepada khalayak luas tentang pentingnya isu ini demi kesejahteraan semua orang.
Siap terima kasih Bapak.
Selamat malam bapak, izin menjawab gender adalah pemberian yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang kita tidak dapat memilihnya. Isu gender yang selama ini terjadi di kalangan masyarakat adalah selalu membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam banyak hal. Walaupun sudah di suarakan akan kesetaraan gender masih sulit terjadi khususnya di Indonesia karena pembedaan gender itu sudah menjadi kebudayaan. Sekian, Siap terimakasih bapak
Selamat malam, izin menjawab, pak.
Menurut saya, perbedaan karakteristik fisik antara laki-laki dan perempuan menciptakan konstruksi peran dan fungsi sosial tertentu serta ekspektasi perilaku yang seharusnya ada atau melekat pada laki-laki atau perempuan. Akibatnya, jenis kelamin akan menghasilkan perbedaan peran sosial dan menentukan pembagian kerja yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa memahami gender sebagai ”perbedaan” tidak lagi hanya terkait dengan hubungan personal, namun juga struktur sosial karena perbedaan gender telah melegitimasi ketidaksetaraan sosial yang lebih menghargai laki-laki daripada perempuan. Penyebab mengapa karakter maskulin mendapat nilai atau status yang lebih tinggi daripada karakter feminitas tidak hanya terkait dengan fakta perbedaan biologis, namun juga karena eksistensi struktur sosial yang melembagakan kontrol laki-laki terhadap perempuan. Pada tahap inilah perbedaan gender telah menciptakan ketidaksetaraan gender dalam sistem ekonomi, sosial dan politik. Ketidaksetaraan gender akibat perbedaan jenis kelamin kian menjadi persoalan ketika hal tersebut mengakibatkan ketidakadilan gender.
Selamat malam, Pak. Izin menjawab, menurut pendapat saya persoalan social yang disebabkan oleh isu gender sudah ada sejak zaman dahulu. Hal itu disebabkan cara pandang manusia pada zaman itu masih dipengaruhi oleh budaya yang ada. Biasanya isu tersebut seputar strata laki-laki yang dianggap lebih tinggi daripada wanita menyebabkan wanita dianggap tidak berdaya. Namun, seiring berkembangnya zaman, pikiran manusia dan kebudayaan yang bersifat dinamis mulai membuat paradigma tentang perbedaan gender tidak menghalangi hak-hak dari manusia tersebut.
Selamat malam Bapak, izin menjawab.
Segala hal yang berkaitan dengan gender masih menjadi topik pembicaraan banyak kalangan sampai saat ini, gender menjadi hal yang cukup sensitif di masyarakat. Pada kenyataannya, gender lebih dikenal sebagai pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Pada hakikatnya, tidak ada perbedaan antara laki-laki maupun perempuan dalam mengisi peran, keduanya memiliki hak yang sama. Namun dalam masyarakat kita sudah tertanam anggapan bahwa laki-laki dianggap lebih mampu melakukan pekerjaan yang sifatnya berat daripada perempuan.
Bahkan orang tua jawa zaman dahulu mengistilahkan bahwa perempuan itu tempatnya di “dapur, kasur, sumur”. Istilah ini seolah membatasi perempuan untuk mengembangkan kemampuannya. Banyak orang tua zaman dahulu menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi menjadi pemimpin, sebab tugasnya hanya mengurus rumah dan keluarga. Di era modern seperti ini pun masih dijumpai hal demikian, perempuan setelah lulus SMA langsung dinikahkan. Sehingga perempuan di usia tertentu yang menurut masyarakat sudah seharusnya menikah namun belum menikah dinilai buruk, padahal hal tersebut menjadi hak setiap individu untuk menentukan jalan hidupnya sendiri baik laki-laki maupun perempuan.
Adanya ketimpangan gender yang disebabkan oleh budaya masyarakat dapat merugikan masyarakat itu sendiri sebab tidak adanya keserasian dalam kehidupan bersama, namun seiring berjalannya waktu sampai sekarang kesetaraan gender sudah dapat dilihat seperti dalam hal profesi, banyak laki-laki yang menjadi seorang chef dan penata rias, serta perempuan yang mengisi kursi kepemimpinan. Dengan demikian keduanya diberikan keadilan serta kesempatan yang sama.
Selamat malam bapak,izin menjawab pak
Gender adalah salah satu sarana untuk membedakan mana hal yang dapat dilakukan pria dan mana hal yang dapat dilakukan wanita. Maka dari itu,dewasa ini semakin maraknya isu mengenai kesetaraan gender sebagai contoh munculnya banyak aktivis yang menuntut kesetaraan gender. Dengan maraknya permasalahan mengenai gender maka harus dicari jalan keluar dari hal tersebut.
Sejak dahulu dunia telah mengenal doktrin bahwa lelaki adalah pemimpin di segala lingkup,sebagai contoh di lingkungan terkecil seperti keluarga maupun lingkungan terbesar seperti organisasi dunia.hal tersebut telah menjadi kebiasaan dan kebudayaan bahkan keharusan.Namun hal tersebut sepenuhnya salah karena banyak wanita diluar sana yang mempunyai kemampuan lebih daripada pria, sebenarnya kesetaraan gender bukanlah hal yang baru diperjuangkan,kita telah mengenal R.A Kartini yang telah berjuang mati matian demi kemajuan wanita Indonesia,dan tentunya negara kita Indonesia pernah dipimpin oleh seorang wanita yaitu ibu Megawati,hal ini membuktikan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama atau bahkan lebih dari pria.
Menurut saya, kesetaraan gender tidak hanya harus digaungkan namun harus dijalankan seperti program pemerintah memberikan kuota khusus wanita di bangku legislatif,para pejabat wanita yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan agar tercapainya kesetaraan gender yang telah diinginkan sejak lama.
Siap terimakasih bapak.
Selamat malam bapak, izin memberikan tanggapan .
Gender diartikan sebagai jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin. Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-laki, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya , yang berlaku dalam waktu tertentu . Mengenai isu gender , Perbandingan jumlah pria dan wanita yang hampir sama tidak serta merta menjadikan peran dan keterlibatan pria dan wanita dalam kehidupan sosial di masyarakat memiliki porsi yang sama. Masalah tentang kesetaraan gender , merupakan masalah khusus yang tidak dipahami secara luas oleh masyarakat. Dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial-budaya, perempuan memiliki peran yang lebih rendah dari pada laki-laki.
Sebagai contoh : Dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial-budaya ,Indonesia baru saja selesai dengan pemilihan umum dan pemilihan legislatif, tetapi keterlibatan perempuan masih sangat rendah (hanya sekitar 20,5 persen atau 118 kursi dari 575 total kursi di parlemen). Dalam sistem reproduksi sosial, pasar tenaga kerja, keuangan, dan pembangunan terkait budaya beberapa daerah di Indonesia, juga masih menempatkan perempuan sebagai pelengkap laki-laki atau selalu dikesampingkan dalam proses pengambilan keputusan terkait pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Hal- hal seperti ini lah yang menjadi ketimpangan Dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial-budaya , berbasis gender yang selalu membuat perempuan sangat rendah dari pada laki-laki .
Siap terimakasih bapak .
Selamat malam bapak, mohon izin menjawab bapak. Masalah sosial yang disebabkan oleh isu gender merupakan sebuah masalah serius yang mempengaruhi berbagai sektor yang ada di sebuah komunitas masyarakat, baik itu sektor ekonomi, sosial politik, dan kebudayaaan sendiri. Isu gender ini dipicu oleh budaya patriarki, budaya ini memposisikan wanita sebagai subordinat dan tidak memiliki hak untuk memilih atau menentukan nasibnya sendiri. Budaya patriarki ini masih hidup ditengah-tengah masyarakat, karena budaya sendiri sejatinya merupakan buah dari sebuah akal dan perilaku manusia yang di hidup di suatu komunitas masyarakat dan menjadi turun-temurun. U tuk merubah sebuah kebudayaan itu sendiri perlu waktu dan komitmen dari berbagai pihak, karena budaya itu tidak bisa hilang, budaya hanya bisa digantikan atau ditambahkan.
Selamat malam bapak, Izin memberikan tanggapan bapak.
Menurut saya dizaman yang seperti ini yaitu zaman(modern) mengenai hal gender itu sudah tidak dipermasalahkan karena pada dasarnya setiap perempuan maupun laki-laki mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing, karena tidak menutup kemungkinan jika mereka saling bekerjasama dan memiliki tujuan yang bersifat memajukan akan menghasilkan inovasi yang sangat baik. Oleh karena itu sikap yang perlu dilakukan sebagai upaya merespon masalah isu kesetaraan ini adalah dengan memperjuangkan keseimbangan gender, menguntungkan kedua gender, memberikan kesempatan yang sama pada kedua gender, serta menegakkan keadilan bagi kedua gender.
Selamat malam pak, izin memberikan tanggapan
Menurut saya isu gender kerap menjadi persoalan karena banyak orang memiliki stereotype jika membahas soal gender pasti dianggap tentang ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan yang salah satu contohnya adalah banyaknya anggapan bahwa perempuan tidak dapat menjadi pemimpin karena memiliki sifat yang dapat memengaruhi kinerjanya nanti, hal tersebut sampai menjadi kebudayaan yang sudah cukup lama terjadi. Menurut saya hal seperti itu bukanlah persoalan yang rumit mungkin dalam mengatasinya bisa menimbang seseorang bukan dari jenis kelaminnya tetapi dilihat dari aspek-aspek kompetensi lain yang mendukung kepada hal tersebut tanpa melihat apakah dia seorang perempuan ataupun seorang laki-laki.
Siap terimakasih bapak
Selamat malam Bapak, izin menjawab Bapak.
sebagaimana diketahui bahwasanya gender itu adalah perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat yang diakibatkan oleh konstruksi sosial/rekayasa sosial.
gender itu buatan manusia, tidak bersifat kodrat, dapat dipertukarkan,dapat berubah sesuai budaya daerah, tradisi dan cara pandang yang dapat menyebabkan kesenjangan/ ketidakadilan (isu gender)
berkaitan dengan isu gender ada 5 yaitu : 1. subordinasi/menomor duakan perempuan, 2.pelabelan(stigma negatif yang melekat) seperti perempuan itu cengeng, laki-laki tidak boleh menanggis. 3. perlakuan tindak kekerasan. 4. beban ganda, misalnya terjadi dalam rumah tangga dimana perempuan yang berkarir diluar harus mengurus urusan rumah tangga. 5. marginalisasi terhadap perempuan.
Seiring berkembangnya zaman maka isu gender mulai dikaji dan dipelajari untuk meminimalisir kesenjangan antara laki-laki dan perempuan untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender yang saat ini sudah mulai dirasakan.
siap terima kasih Bapak.
Selamat malam Bapak, izin memberikan pendapat Pak
Berdasarkan pendapat saya, dalam pandangan konsepsi manusia, perbedaan gender itu tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk mendiskriminasikan kaum wanita dibawah kaum lelaki. Memang jika didalam kehidupan berumah tangga lelaki statusnya berada di atas wanita, namun jika di lingkungan sosial wanita berhak untuk berusaha menyamakan statusnya dengan pria. Contohnya seperti salah satu mantan presiden kita, Ibu Megawati, dari sini saja kita sudah bisa melihat bahwa wanita sebenarnya bisa bersaing dengan pria. Sekarang ini pun, tidak jarang juga kita temui para wanita sebagai pekerja kasar, baik itu ojek sampai tukang bangunan, hal ini pun membuat pembuktian bahwa wanita juga bisa bekerja dengan mengandalkan tenaga. Dan untuk pria, bukan berarti jika dia melakukan pekerjaan perempuan dia menjadi kehilangan jati dirinya sebagai lelaki. Contohnya tidak sedikit juga bukan kaum lelaki sekarang yang menjadi chef, melakukan pekerjaan memasak yang lumrahnya menjadi tugas wanita.
Dan dalam pandangan kebudayaan, zaman dulu para pria selalu didahulukan pendidikannya dibandingkan wanita, bahkan wanita tidak diberi kesempatan. Namun seiring perkembangan waktu dan munculnya emansipasi wanita oleh R.A. Kartini, kebudayaan yang seperti ini harus dievaluasi dan mengikuti perkembang zaman guna kebudayaan sebagai usaha menyempurnakan diri.
Jadi perbedaan gender itu tidak seharusnya dijadikan fenomena sosial yang selalu negatif, bahkan seharusnya wanita dan pria harus bisa saling melengkapi dalam hal tugas yang diampunya berdasarkan kelebihan yang dimiliki masing-masing. Karena sejatinya wanita dan pria memang memiliki perbedaan namun perbedaan itu bukan membuat wanita dan pria dibedakan.
Siap terima kasih Pak
Selamat malam, izin menjawab Pak.
Persoalan sosial yang disebabkan isu gender antara perempuan dan laki-laki memang masih sering timbul di tengah kehidupan masyarakat. Beberapa masyarakat beranggapan bahwa perempuan tidak dapat melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh laki-laki. Seperti misalnya perempuan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih baik mengurusi urusan rumah tangga saja. Sebagai contoh, untuk menduduki suatu jabatan tertentu, laki-laki lebih diprioritaskan dibanding perempuan. Padahal tidak menutup kemungkinan perempuan dapat melakukan hal tersebut karena menurut saya bekerja itu bukan ditentukan dari jenis kelamin tetapi dari kemampuan berpikir dan berperilaku. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa tokoh masyarakat yang membuktikan bahwa perempuan itu mampu dan tidak lemah. Seperti pahlawan nasional Indonesia R.A. Kartini yang memperjuangkan hak-hak perempuan dengan emansipasi wanita pada zaman penjajahan, mantan Presiden Indonesia kelima Ibu Megawati Soekarnoputri, serta beberapa Menteri kepala daerah yang menjabat saat ini. Menurut saya, gender bukan menjadi halangan untuk melakukan sesuatu asalkan tidak bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku. siap terimakasih Pak.
Selamat malam bapak, izin menjawab bapak.
Gender masih banyak diartikan oleh masyarakat sebagai perbedaan jenis kelamin. Beberapa masyarakat belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi budaya tentang peran, fungsi dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan. Masyarakat membuat pembagian kerja atau peran antara laki-laki dan perempuan yang pada kenyataannya tidak didasarkan pada azas kesetaraan dan keadilan, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggungjawab yang sama. Realitanya dalam pembagian peran tersebut lebih banyak didasarkan pada budaya patriarki. Kondisi masyarakat yang belum sadar gender mengakibatkan adanya kesenjangan sosial dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan sehingga terjadi diskriminasi terhadap laki-laki dan perempuan. Salah satu penyebabnya adalah adanya pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan dari sisi adat, norma ataupun struktur masyarakatnya sejak jaman dahulu.
Hal ini dapat diatasi oleh individu maupun kelompok dengan cara berdiskusi atau kajian ilmiah yang hasilnya nantinya diedukasikan kepada masyarakat bahwa dinamika sosial budaya perlu diterima secara lebih terbuka.
Siap terima kasih bapak.
Selamat malam bapak, izin menjawab.
Mari berangkat dari bagaimana hal ini hangat dan hadir di pembahasan masyarakat maupun kajian akademik. Gender merupakan karunia dari Tuhan YME. Kita wajib bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dengan cara menjadi manusia sebaik-baiknya. Dahulu, ojek atau sopir memanglah melekat pada pekerjaan seorang laki-laki. Atas berkembangnya zaman dan tuntutan globalisasi, kita banyak menemukan bahwa perempuan juga menjalani profesi tersebut. Ada pembabakan dan pembiasaan yang berjalan di tengah masyarakat bahwa hal yang biasa berubah menjadi hal yang tidak biasa namun tetap pada rujukan asas kebaikan kehidupan manusia. Kesempatan, hak, kewajiban, dan cara menjalani hidup kita bebas memilih dan kita bisa mendapatkan jaminan hukum atas apa yang kita inginkan, tak ada lagi ketimpangan hak asasi atau hak dalam mendapatkan kehidupan yang layak harus dalam kaidah sosial yang menjadikan gender sebagai rujukan wajib. Selagi dia (baik itu perempuan maupun laki-laki) bisa bertanggung jawab dan punya itikad yang baik, maka hal tersebut tidaklah masalah saat ini. Tinggal kita membiasakan hal ini agar kehidupan bermasyarakat dan bernegara lebih modern dan bermanfaat.
Selamat pagi, pak
Izin menjawab,
Pada dasarnya gender tidak sama dengan kelamin, walaupun bisa dikatakan saling bersinambungan. Jika kelamin mengacu pada jenis kelaminnya yaitu laki-laki dan perempuan, maka jika gender yaitu sifat, perilaku, dan peran seseorang dalam berkehidupan, baik laki-laki maupun perempuan. Gender lebih mengarah kepada maskulinitas dan femininitas. Di zaman globalisasi dan modernisasi ini, banyak isu-isu mengenai gender yang terjadi baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
Menurut pandangan saya, dalam bermasyarakat, secara umum gender menimbulkan perbedaan peran, tanggung jawab, dan batas kegiatan yang dapat dilakukan di masyarakat. Sebagai contohnya yaitu pemikiran orang umum mengenai laki-laki dan perempuan. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa laki-laki lebih kuat, lebih dominan, dan mempunyai peran yang lebih penting daripada perempuan. Dalam hal ini, perempuan dianggap orang yang lemah dan bergantung sepenuhnya kepada laki-laki serta dirasa “lebih rendah” daripada laki-laki. Selain itu bisa dilihat dalam lingkup organisasi, biasanya dalam memilih suatu pemimpin, banyak responden yang cenderung memilih laki-laki karena dirasa “lebih baik” daripada perempuan. Isu tersebut menimbulkan diskriminatif dan lambat laun dapat menimbulkan perpecahan. Pandangan saya yang lain terkait isu gender yang ada yaitu pada lingkup banyaknya gender yang beredar. Misalnya yaitu LGBT dan lain sebagainya. LGBT ini di Indonesia dianggap menyimpang atau salah, dikarenakan seolah-olah menyimpang terhadap kodrat yang seharusnya berlaku.
Seharusnya dalam menghadapi isu mengenai gender ini, kita sebagai warga Negara harus menghargai dan menghormati antar sesama, baik laki-laki maupun perempuan agar tidak terjadi ketimpangan sosial. Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan bertindak dan berbicara yang sama atau bisa dikatakan tidak memandang status apapun. Perempuan juga bisa mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi, tidak terbatas pada anggapan orang bahwa nantinya perempuan akan menjadi ibu rumah tangga dan tidak perlu untuk berpendidikan tinggi. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Memang kodratnya perempuan nantinya akan menjadi ibu rumah tangga, tetapi tidak ada yang melarang untuk berpendidikan tinggi dan mencari pekerjaan yang benefit. Selain itu, tidak ada batasan juga perempuan untuk menjadi pemimpin. Sebagai contoh yaitu Ibu Kartini yang menyuarakan dan memperjuangkan kaum wanita pada masa itu, Ibu Megawati yang sudah menjadi Presiden RI ke-5, dan lain sebagainya. Maka dari itu, status sosial dan budaya antara laki-laki dan perempuan adalah sama dan sederajat. Perbedaan antar gender yang ada, tidak menimbulkan diskriminatif. Selain itu, penerapan Pancasila dalam berbudaya dan bermasyarakat sangat penting untuk diimplementasikan. Hal tersebut dilakukan agar isu-isu mengenai gender yang ada di Indonesia dapat segara diselesaikan dan terciptanya kesetaraan gender sehingga tidak terjadi lagi ketimpangan sosial. Kita juga harus ikut berusaha menegakkan kesetaraan gender di Indonesia agar kesetaraan gender tersebut dapat merata pada setiap daerah.
Siap terima kasih, pak.
Selamat pagi bapak, izin menjawab pak
Gender mengacu kepada peran-peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan oleh masyarakat. Konsep gender juga mengacu kepada adanya harapan-harapan tentang sikap,
perilaku dari perempuan dan laki-laki yang disesuaikan dengan peran dan tanggungjawabnya (feminitas dan maskulinitas). Berbagai peran dan harapan ini dipelajari, dapat berubah setiap saat, dan bervariasi baik di dalam maupun di antara berbagai budaya. Analisis Kebijakan yang Berbasis Gender memperlihatkan bagaimana subordinasi perempuan dibangun secara sosial. Oleh karena itu, berlawanan dari perbedaan yang ditentukan secara biologis yang sifatnya statis, gender dapat berubah/dirubah.
Izin menjawab bapak
Kebudayaan sebagai "sekolah" dimana manusia dapat menghargai hidup sebagai insani.
Isu gender merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan sumber daya utama. Walaupun sudah banyak upaya dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan penguatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender, namun data menunjukkan masih adanya kesenjangan antara perempuan dan laki laki dalam hal akses,partisipasi,kontrol dan manfaat, serta penguasaan terhadap sumber daya,seperti pada bidang pendidikan,kesehatan,ekonomi,sosial budaya dan bidang strategis lainnya. Tidak dapat dipungkiri , di tahun 2021 juga masih banyak yang beranggapan bahwa wanita lebih rendah dibandingkan laki laki. Seperti yang diketahui ,kemampuan intelektual tidak didasari oleh gender, namun usaha dan kerja keras seseorang tetapi masih saja ada stereotipe antara perempuan dan laki laki. Seolah olah wanita diciptakan untuk berdiam diri saja. Untuk itu isu gender yang menyangkut konsep kesenjangan gender ini harus dievalusi kembali , mengingat salah fungsi kebudayaan di atas.
Izin menjawab pak,
Isu gender sekarang makin gencar diperbincangkan. Ini merupakan masalah yang tercipta akibat adanya gesekan antara keadaan dan kedudukan laki-laki dan perempuan. Salah satu masalahnya adalah terbatasnya peran aktif perempuan dalam berbagai kegiatan. Hal itu menjadi suatu pikiran yang mengarah pada kesetaraan gender, kesetaraan gender berarti kondisi dimana laki-laki dan perempuan memiliki potensi serta hak-hak yang sama dalam berpartisipasi atau menikmati hasil dari suatu kegiatan.
Dalam hal ini, kaum wanita biasanya menjadi korban dari ketidaksetaraan gender yang seharusnya mendapatkan peluang untuk sukses dan mengembangkan kemampuan dirinya sama dengan laki laki. Namun seiring berkembangnya ilmu budaya, kesetaraan dapat dengan mudah dicapai karena gender bukan lagi suatu pagar pembatas dimana laki-laki dan perempuan dapat berekspresi dan mempunyai kesempatan yang sama. namun, ada beberapa kelompok masyarakat yang menentang karena dinilai tidak pantas atau tidak sesuai dengan norma serta adat-istiadat yang ada ini merupakan tugas masyarakat sekitar atau kita sebagai warga masyarakat untuk menyadarkan dan membuka wawasan bahwa perempuan juga dapat berpartisipasi dalam hal apapun dengan cara yang sama. Karena pada hakikatnya manusia memiliki derajat paling tinggi serta selalu berupaya menrealisasikan kepentingan,kebutuhan,dan potensi yang dimiliki.
Selamat pagi bapak, izin menjawab bapak.
Gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum perempuan dan laki-laki, yang kemudian dikontruksikan secara sosial maupun kultural. Gender bukanlah sesuatu yang kita dapatkan semenjak lahir dan bukan juga sesuatu yang kita miliki melainkan sesuatu yang kita lakukan dan kita tampilkan. Misalnya perempuan itu lemah lembut, cantik, perasa sementara laki-laki kuat, rasional serta perkasa. Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat yang dapat membedakan.
Dan juga dengan tugas yang dibakukan baik bagi perempuan dan laki-laki benar-benar murni kontruksi sosial. Tugas-tugas inilah yang dikenal dengan istilah peran gender (gender role). Dengan kata lain yang dimaksud dengan peran gender adalah berbagai peran aktivitas, tugas, atau pekerjaan yang sengaja dilekatkan atau diidentikkan sebagai tanggung jawab perempuan dan laki-laki. Dengan demikian, peran gender sangat bersifat kultur dan bahkan personal.
Sehingga dalam menghadapi isu gender yang mengemuka ini, kita sebagai warga negara harus menghargai dan menghormati antar sesama, baik laki-laki maupun perempuan agar tidak terjadi ketimpangan sosial. Laki laki dan perempuan memliki tanggung jawab dan tugas masing masing yang seharusnya dapat saling melengkapi.
siap terima kasih bapak.
Selamat pagi bapak,
izin memberikan pendapat
Pernyataan 'gender' dimaknai tentang jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Dan kondisi sosial dari dulu sampai saat ini masih mengaitkan jenis kelamin hingga muncul konsep "kedudukan lelaki lebih tinggi dari pada perempuan" namun sejak adanya "kesetaraan". perempuan yang awalnya merasa terintimidasi karena gender semakin memperjuangkan "kesetaraan" itu.
secara fakta saat ini memang sudah banyak terjadi "kesetaraan" didalam kehidupan bermasyarakat. contohnya dalam hal menjadi seorang pemimpin. Dulu banyak yang memandang bahwa perempuan dianggap tidak mampu untuk memegang kuasa,namun saat ini sudah banyak perempuan yang mampu menduduki kursi seorang pemimpin dan tidak sedikit perempuan yang telah membuktikan hasil kinerja yang sangat baik. di Indonesia sendiri perempuan dibebaskan bersuara dan bertindak.
menurut saya, dalam konsep kebudayaan tidak seharusnya mengaitkan gender. karena adanya kesetaraan sehingga baik perempuan maupun laki-laki memiliki peran yang sama dalam memberikan gagasan, melakukan dan mengembangkan kebudayaan yang ada.walaupun pada kenyataannya sampai saat ini perempuan masih dianggap sebagai "pelengkap" dalam berkehidupan. Karena, masih banyak masyarakat yang berpikiran bahwa kodrat seorang perempuan selalu dibawah laki-laki. Saya setuju dengan pernyataan mengenai kodrat seorang perempuan dan laki-laki, namun saya tidak setuju apabila "kodrat" terus menerus dikaitkan dengan konsep kebudayaan dimana hal ini bisa membatasi gerak dan langkah gender "perempuan".
siap terimakasih bapak
Selamat pagi Bapak, izin memberikan tanggapan.
Beberapa hal dapat menyebabkan terjadinya persoalan sosial yang disebabkan oleh isu gender salah satunya keterkaitan antara isu gender dengan kebudayaan yang ada di masyarakat. Secara sosial gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi, serta ruang aktivitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut akhirnya membuat masyarakat cenderung diskriminatif dan pilih-pilih perlakuan akan akses, partisipasi, serta kontrol dalam hasil pembangunan laki-laki dan perempuan. Perempuan selalu dinilai sebagai makhluk yang lebih inferior (bermutu rendah) dari laki-laki.Hal tersebut akhirnya menimbulkan diskriminasi terhadap kaum perempuan dalam lingkungan masyarakat, bahkan sampai dalam lingkungan keluarga. Masalah ini berawal karena beberapa masyarakat kita menganut paham tradisi dengan stereotipe. Contoh nyata nya adalah perbedaan gender dalam Suku Jawa zaman dahulu. Dahulu, perempuan hanya memiliki tugas untuk mengurus dapur, rumah, dan memberi keturunan kepada suaminya. Mereka tidak boleh mengenyam pendidikan tinggi seperti laki-laki. Namun setelah berkembangnya zaman, kebudayaan tentang perbedaan gender mulai berubah seiring berubahnya paradigma masyarakat tentang gender itu sendiri. Suku-suku maupun masyarakat budaya sudah bisa melihat kesetaraan gender. Wanita mulai diberi hak dan kesempatan yang sama seperti halnya laki-laki demi untuk menjaga kebudayaan mereka. Hal tersebut bisa terjadi karena pada esensinya manusia dan kebudayaan tidak dapat terpisahkan , keduanya secara bersama sama menyusun kehidupan
Siap terima kasih Bapak.
Selamat pagi bapak, izin menjawab Bapak. Kebudayaan dan gender di Indonesia sangat berkaitan satu sama lain. Disetiap kebudayaan baik dalam lingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga selalu mengaitkan dengan gender. Kebudayaan merupakan kebiasaan manusia yang telah dipakemkan sedangkan gender bukan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa namun kita sendiri yang menentukannya. Gender sendiri berbeda dengan jenis kelamin, gender memiliki makna sebagai fungsi, peran, hak, serta tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Isu gender yang biasanya terjadi dalam bersosial yaitu sering terjadinya diskriminatif dan menganggap rendah atau tidak mampu seorang perempuan dalam lingkungan bermasyarakat. Pada zaman sekarang, tidak seharusnya kita berfikir demikian, saatnya kita menganggap kesetaraan gender adalah hal yang harus dikembangkan dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Siap terima kasih bapak.
Selamat pagi Bapak, Izin menjawab Bapak. Menurut saya gender itu adalah bukan suatu hal baru di karnakan sesuatu di dunia itu pasti ada pasangan nya seperti laki laki dan permpuan dn juga di dunia itu pasti ada perbedaan di atara kedua walau pun itu sama jd itu adalah suatu hal yang tidak baru lagi kita temu antara perbedaan laki- laki dan perempuan di balik porsir kerja atau pun kegiatan sehari” karneah seorang laki-itu adalah seorang pemimpin yng harus lebih porsirnya di banding pesempuan. Sekian terimakasih tanggapan saya bapak.
Selamat pagi bapak, izin menjawab pak
Gender tentunya berkaitan dengan hal yang paling mendasar yaitu, tentang peran dan bukan kodrat atau jenis kelamin sebagai laki-laki maupun perempuan. Tidak dapat dipungkiri, gender dalam sosial budaya membuat ketidakadilan dalam kehidupan yang akhirnya muncul kepermukaan. Tentunya tentang perkara gender ini sudah terjadi sejak lama. Baik laki-laki atau perempuan biasanya akan merasa terintimidasi dengan nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya. Contohnya, seperti laki-laki sebagai kepala keluarga memikul tanggung jawab sebagai pencari nafkah, sedangkan perempuan mengurus rumah tangga. Kemudian masih banyak contoh lainnya. Menurut saya dalam kehidupan sosial budaya harus dilihat dari peran masing-masing dalam membangun peranan tersebut.
Untuk itu, baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan dirinya dari segala aspek, pendidikan, ekonomi, politik dan sosial-budaya. Masyarakat dan lingkungan nantinya juga harus ikut berperan serta dalam menjamin kesetaraan gender sebagai pendorong dan penggerak agar terlaksanya peranan tersebut.
Selamat pagi pak, izin menjawab,
gender sendiri merupakan karunia tuhan yang maha esa. dibuat berbeda agar memiliki keragaman. patut disyukuri bagi seluruh manusia atas karunia ini. Masalah ini bukan suatu hal yang baru bagi kita, dikarenakan pola pikir primitif mengenai perempuan lebih lemah dari laki-laki. (laki-laki yang harus memimpin, bekerja dll, dan wanita yang berada di rumah saja menjadi ibu rumah tangga). Masalah ini sudah mendarah daging di kalangan kita, tokoh Kartini R. A. hadir untuk menjadikan derajat antara gender satu dengan lainnya menjadi setara dengan perempuan dapat melakukan hal yang sama seperti laki-laki tanpa ada pandang bulu. maka pada globalisasi ini perempuan dapat mengambil peran dan dapat berpartisipasi dalam hal apapun dan dengan cara apapun karena pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama
Selamat pagi bapak, izin menjawab.
Menurut saya, isu gender yang masih tinggi hingga sekarang yaitu isu terkait bias gender. munculnya isu kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dilatarbelakangi adanya ketidakpuasan perlakuan terhadap kaum perempuan. Tidak jarang dijumpai kasus-kasus yang mendeskriditkan atau mengesampingkan kaum perempuan, bahkan menghilangkan makna keberadaannya. uk sektor-sektor yang diasumsikan sebagai sektor yang feminim. Dalam bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti politik, ekonomi, media massa, pendidikan, dan kemasyarakatan, perempuan masih tetap jauh ketinggalan dari laki-laki. Dibidang pekerjaan produktif, perempuan masih lebih banyak yang menekuni bidang-bidang yang dianggap cocok dengan perempuan (feminim), seperti keguruan, sekretaris, dan sebagainya. Menurut saya hal tersebut merupakan pengaruh budaya sejak dahulu dari zaman pra sejarah yang ditemukan, untuk laki-laki sebagai pemburu dan perempuan di urusan dapur. Kemudian setelah itu budaya dalam kerajaan yang hampir sama yaitu laki-laki yang bekerja keras dan perempuan sebagai pelayan dari laki-lakinya. Hal tersebut masih mengakar sampai sekarang.
Selamat siang Pak, izin menjawab.
Pada dasarnya tuhan telah menciptakan manusia secara adil dan sama, tetapi secara biologis dan fisiologis mempunyai peran dan fungsi yang berbeda antar manusia, dalam konteks yang saya maksud adalah gender yaitu laki laki dan perempuan. Dalam realita kehidupan, hampir semua tugas gender dapat dilakukan oleh kedua kaum laki-laki dan perempuan kecuali yang bersifat mutlak seperti melahrikan. Tapi stereotip masyarakat masih sering terjadi kesalahan pemaknaan terhadap perbedaan gender sebagai kodrat fisiologis dan biologis. Sehingga muncul isu gender yang dilatarbelakangi oleh adanya ketidakpuasan perlakuan terhadap kaum perempuan. Ketimpangan ini yang dapat berakibat negatif. Gender lebih menekankan pada pembagian peran laki-laki dan perempuan yang diatur oleh masyarakat. Pembagian tugas ini sebenarnya sulit batasannya, mana tugas bagi laki-laki dan mana tugas bagi perempuan, karena sebenarnya pembagian tugas gender kebanyakan bisa dilakukan oleh keduanya.
Menurut saya, isu gender ini terjadi karena salah satu pihak dirugikan, sehingga mengalami ketidakadilan seperti salah satu jenis gender lebih baik keadaan, posisi, dan kedudukannya. Akan tetapi khususnya di Indonesia, isu gender ini lebih dirasakan oleh kaum perempuan. Sebenarnya ketimpangan gender yang merugikan perempuan itu, secara tidak langsung dapat merugikan masyarakat secara menyeluruh. Apabila perempuan diposisikan tertinggal, maka perempuan tidak dapat menjadi mitra sejajar laki-laki, sehingga hubungan kedua pihak akan menjadi timpang. Akibatnya, terjadilah ketidakserasian dan ketidakharmonisan dalam kehidupan bersama anatara laki-laki dan perempuan, baik dalam lingkungan kehidupan berkeluarga maupun dalam lingkungan kehidupan masyarakat secara umum. Lebih jauh lagi dengan semakin tingginya tuntutan, kesadaran, dan kebutuhan perempuan terhadap pengembangan diri, timbullah konflik, karena perempuan membutuhkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Menyikapi permasalahan kesetaraan gender memang merupakan suatu keharusan. Memperjuangkan kesetaraan ini merupakan perhatian yang harus diperjuangkan berbagai pihak melalui pemantapan kelembagaan secara maksimal demi terwujudnya kesetaraan gender yang adil dan setara bagi laki-laki dan perempuan.
Menurut saya berkembangnya permasalahan sosial yang menyangkut gender dikarenakan oleh adanya budaya patriarki yang berkembang di kalangan masyarakat ,khususnya wilayah indonesia. buadaya patriarki sendiri adalah sebuah sistem dimana tatanan masyarakat menganggap bahwa laki-laki memiliki kendali penuh atau lebih diutamakan dalam segala hal.
Hal ini lah yang membuat kesenjangan sosial antara laki-laki dan perempuan di lingkungan masyarakat. sementara seperti yang kita ketahui bersama pada masa sekarang ini telah berkembang yang namanya emansipasi wanita, melalui R.A. Kartini yang memperjuangkan hak para wanita.
maka dari itu kita sebagai generasi muda hendaknya mulai melunturkan budaya atau sistem patriarki yang ada pada masyarakat kita. hal ini agar setiap pribadi yang ada dan bertempat tinggal di indonesia dapat memperoleh hak asasinya masing-masing.
terimakasih.
Greetings sir, I would like to answer the question.
It is true that mostly gender issues are the main cause of social problems. Many people still think that gender is just a sexual orientation, but it is actually more than that. Let us say architects. It is actually a job that both men and women can do. But, gender stereotypes that exist in our society are still very thick. Due to these gender stereotypes, many women architects don’t have the platform to grow their potential. Maybe we can see it in other ways. Performer, like dancer or singer. People still have the stereotype that only women can dance and not men. Due to this stereotyping, some male dancers aren’t able to grow their talent. Gender equality is a movement that our society should work on. I personally believe that gender equality is a great movement to be applied to our environment. It could also help to reduce the amount of social problems based on gender. The main key is us, we need to be open minded, we need to welcome opportunities and potentials, and not by viewing someone based on whether they are female or male.
Thankyou sir
Selamat pagi bapak, izin memberikan pendapat pak
Seperti yang kita ketahui permasalahan sosial yang menyangkut gender masih sering kita jumpai terutama di Indonesia yang masih mengusung paham patriarki contohnya adalah pekerjaan kasar seperti kuli bangunan yang identik dilakukan oleh kaum laki-laki
Remaja kini seharusnya sebagai generasi milenial kita sudah tidak boleh mengotak-kotak an suatu hal terlbih lagi berdasarkan gender
Isu ini memang diawali dari kebudayaan yang menyatakan bahwa tugas wanita hanyalah untuk mengurusi bagian dapur saja.
Namun sekarang dapat kita lihat sebuah revolusi yang dimulai oleh R.A Kartini yang membuat kaum perempuan bisa menuntut ilmu yang tinggi setara dengan kaum laki-laki dan bahkan menduduki jabatan yang setara dengan laki-laki
Oleh karena itu seharusnya gender tidaklah menjadi suatu halangan untuk mencapai kemajuan dan stigma masyarakat perihal gender harus mulai diperbaiki
Siap terimakasih bapak
Selamat siang pak, izin menjawab
isu maslah gender merupakan salah satu isu di dunia yang belum bisa diselesaikan dari dahulu. karena sejatinya permasalahan ini tidak bisa menyenangkan kedua belah pihak. namun tidak seharusnya isu gender ini menghilangkan derajat manusia dalam menghargai setiap martabat kehidupan dan permasalahan isu sosial ini berdasar pada pola pemikiran bahwa perempuan dibatasi keinginannya dan lelaki merasa perempuan tidak boleh melewati batas dan mengambil peran yang harusnya diisi oleh laki-laki misalnya peran kepala keluarga. tentunya pemikiran seperti itu jika di teruskan tidak akan pernah selesai. karena itu kebudayaan pada tiap manusia harus berperan dalam menengahi isu sosial sehingga tidak ada pergeseran yang besar. Kebudayaan adalah ilmu yang berdasar pada perilaku yang baik, bertanggung jawab dan setiap manusia sadar bahwa tiap-tiap orang memiliki kesempatan yang sama besar di dalam negara. Sehingga tidak ada rasa saling merasa unggul arena semua orang mendapat kesempatan yang sama sebab pada hakikatnya manusia harus sadar terhadap apa yang menjadi porsinya agar tidak adanya kesalahpahaman antar gender
siap terima kasih pak
Selamat pagi bapak, izin menjawab pak
Gender tentunya berkaitan dengan hal yang paling mendasar. Tidak dapat dipungkiri, gender dalam sosial budaya membuat ketidakadilan dalam kehidupan yang akhirnya muncul kepermukaan. Tentunya tentang perkara gender ini sudah terjadi sejak lama. Baik laki-laki atau perempuan biasanya akan merasa terintimidasi dengan nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya. Contohnya, seperti laki-laki sebagai kepala keluarga memikul tanggung jawab sebagai pencari nafkah, sedangkan perempuan mengurus rumah tangga. Kemudian masih banyak contoh lainnya. Menurut saya dalam kehidupan sosial budaya harus dilihat dari peran masing-masing dalam membangun peranan tersebut.
Untuk itu, baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan dirinya dari segala aspek, pendidikan, ekonomi, politik dan sosial-budaya. Masyarakat dan lingkungan nantinya juga harus ikut berperan serta dalam menjamin kesetaraan gender sebagai pendorong dan penggerak agar terlaksanya peranan tersebut.
Selamat siang pak, izin menjawab,
gender sendiri merupakan karunia tuhan yang maha esa. dibuat berbeda agar memiliki keragaman. patut disyukuri bagi seluruh manusia atas karunia ini. Masalah ini bukan suatu hal yang baru bagi kita, dikarenakan pola pikir primitif mengenai perempuan lebih lemah dari laki-laki. (laki-laki yang harus memimpin, bekerja dll, dan wanita yang berada di rumah saja menjadi ibu rumah tangga). Masalah ini sudah mendarah daging di kalangan kita, tokoh Kartini R. A. hadir untuk menjadikan derajat antara gender satu dengan lainnya menjadi setara dengan perempuan dapat melakukan hal yang sama seperti laki-laki tanpa ada pandang bulu. maka pada globalisasi ini perempuan dapat mengambil peran dan dapat berpartisipasi dalam hal apapun dan dengan cara apapun karena pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama
Selamat siang bapak , menurut saya Isu gender merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan, khususnya pembangunan sumber daya manusia. Walaupun sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan penguatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender, namun data menunjukkan masih adanya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam hal akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat, serta penguasaan terhadap sumber daya, seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan bidang strategis lainnya. Adanya ketertinggalan salah satu kelompok masyarakat dalam pembangunan, khususnya perempuan disebabkan oleh berbagai permasalahan di masyarakat yang saling berkaitan satu sama lainnya. Permasalahan
paling mendasar dalam upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak adalah pendekatan pembangunan yang belum mengakomodir tentang pentingnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak laki-laki dalam mendapatkan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan. Untuk itu, pengarusutamaan gender diperlukan sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan pembangunan yang dapat dinikmati secara adil, efektif, dan akuntabel oleh seluruh penduduk, baik perempuan, laki-laki, anak perempuan, dan anak laki-laki.
Selamat siang bapak, izin menjawab
Menurut saya masalah sosial ini terjadi dikarenakan dominannya laki-laki terhadap banyaknya pekerjaan dan eratnya budaya zaman dahulu dimana laki-laki yang bekerja dan perempuan yang di rumah. Tetapi hal tersebut sudah di bantah pada zaman sekarang dimana laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam pekerjaan meskipun masih laki-laki yang mendominasi hal ini juga terjadi bukan karena banyaknya perbedaan gender tetapi banyak juga wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga dan ini bukan hal yang salah. Menurut saya kita sebagai generasi muda tidak perlu mempermasalahkan gender karena kita semua memiliki kesempatan. Pertanyaannya adalah yang mana kita akan pilih.
izin menjawab bapak
Gender bukanlah suatu devinisi yang mengarah pada jenis kelamin (seks) laki-laki maupun perempuan. Namun gender memiliki sifat melekat pada laki-laki maupun perempuan secara sosial maupun kultural, jadi gender menunjukan karakter maskulin atau feminim pada laki-laki maupun perempuan. Seperti yang kita ketahui dari zaman dulu laki-laki identik dengan karakter maskulin sedangkan perempuan identik dengan karakter yang feminim.
Dikarenakan hal tersebutlah, laki-laki sering dianggap lebih mampu untuk membangun ataupun memimpin sesuatu, hal tersebutlah yang menciptakan perbedaan peran sosial dan menentukan pembagian kerja yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan.
Menurut saya, dalam menyikapi hal tersebut kita harus lebih membuka pikiran kita, bahwa laki-laki dan perempuan itu sama. Laki- laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengembangkan diri merka masing-masing demi tujuan hidup yang sejahtera.
Terimakasih.
Selamat malam bapak, siap izin menjawab pak.
Menurut saya isu gender di dalam permasalahan sosial sering mengemuka dikarenakan manusia kurang bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan dan karuniakan kepada kita. Karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas dan penasaran akan sesuatu hal yang ada, hal inilah yang menimbulkan dan mendorong suatu permasalahan sosial yang ada. Menurut saya kedudukan laki-laki dan wanita sama, tetapi memiliki peran berbeda yang terkait satu sama lainnya dan harus saling menghargai serta menghormati.
Banyak kebudayaan masyarakat di dunia yang memiliki pola pikir lama, dimana wanita lebih lemah dari laki-laki sehingga menimbulkan suatu kesan dimana laki-laki lebih tinggi kedudukannya dari wanita. Namun, jika dilihat dengan seksama laki-laki dan wanita memiliki tugas dan peran yang masing-masing saling melengkapi satu sama lain, sehingga kedudukannya sama. Contohnya, laki-laki bekerja mencari uang untuk keluarganya dan wanita dirumah untuk mengurusi rumah tangga yang dimana di dalamnya ada peran penting, seperti mengelola keuangan keluarga dari uang yang didapat suaminya, berawal dari situ ia dapat mendidik anaknya dengan baik dan benar sehingga menjadikan masa depannya jadi lebih cerah lagi dan memiliki penerus keluarga yang baik. Berawal dari sana, pembangunan masyarakat dapat menjadi lebih baik lagi. Peran inilah yang terkait satu sama lain membuat laki-laki dan wanita kedudukannya sama dan saling membutuhkan, tetapi dengan peran yang berbeda.
Dalam menyikapi isu ini, Kita harus lebih menghargai serta menghormati satu sama lain.
Siap terima kasih bapak.
Selamat sore, Bapak. Izin memberikan tanggapan, Bapak.
Jika berbicara mengenai gender, isu ini tidak akan habis terlepas dari kata “Patriarki.” Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diungkapkan merupakan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dengan perempuan yang dilihat dari segi nilai dan juga tingkah lakunya. Dalam kebudayaan masyarakat kita, gender melekat dengan perbedaan kodrat dan peran. Hal ini bahkan diajarkan dan didoktrin secara turun menurun dari orang tua ke anaknya sejak berusia balita, orang tua telah memberikan batasan dan memberlakukan anak perempuan dengan laki-lakinya secara berbeda meskipun kadang tanpa mereka sadari. Dalam kebudayaan kita, masyarakat masih memiliki pemikiran dan juga pengharapan bahwa antara laki-laki dan perempuan patut berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena mereka dilahirkan sebagai seorang wanita atau pria. Contohnya sering kali kita saksikan dalam kehidupan seperti seorang perempuan wajib bisa memasak untuk menyiapkan makanan kepada suaminya kelak, menjaga rumah, bahkan di beberapa daerah masih berkeyakinan bahwa perempuan sepatutnya tinggal di rumah untuk merawat anak-anaknya. Padahal memasak, merupakan salah satu skill yang wajib dimiliki manusia bukan berdasarkan gender untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Sedangkan pria bertugas memberikan kesejahteraan dan melindungi keluarganya dari ancaman yang kembali lagi didasari oleh gender. Bahkan beberapa kegiatan sudah distigma oleh masyarakat sebagai kegiatan wanita seperti memasak dan merawat anak. Selain itu, muncul juga stigma di masyarakat bahwa seorang laki-laki tidak boleh menangis padahal emosi itu merupakan hakikat kita sebagai seorang manusia yang memiliki sifat manusiawi. Ketimpangan gender ini masih ditemui dalam berbagai bidang terutama dalam kebudayaan, kebijakan dan lainnya. Konsep gender masih perlu diterjemahkan dalam aksi nyata seperti gerakan pembebasan tanggung jawab atas kesetaraan dan keadilan.
Sekian, Bapak. Siap, terima kasih, Bapak.
Selamat sore, Pak.Izin memberikan pandangan mengenai suatu permasalahan yang berkaitan dengan gender dan budaya yang sudah sering kita dengar, Ditambah lagi di Indonesia kita memiliki budaya yang amat beragam.Menurut saya permasalahan terkait hal tersebut datang dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal contohnya doktrin pemikiran dari keluarga,kerabat,dll. Sedangkan faktor eksternal doktrin pemikiran dari bangsa luar melihat gender maupun budaya.Yang sering menjadi permasalahan yaitu adanya pemaksaan kehendak dari seseorang dari doktrin internal dengan seseorang yang mendapat doktrin dari bangsa luar atau modern.
Contoh yang dapat kita ambil yaitu isu adanya kesempatan wanita dalam memilih ingin memiliki anak atau tidak memiliki anak. Hal ini pasti menyebabkan banyaknya pendapat antar individu. Oleh karena itu, untuk mencegah permasalahan yang bersumber dari gender dan budaya ini adalah memahami bahwa memang kita memiliki perbedaan pendapat maupun budaya sehingga dari sikap tersebut tumbuh toleransi yang mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi saja.
Hal yang ingin saya tekankan toleransi yang dimaksud bukan berarti membenarkan segala pemikiran-pemikiran baru yang dibawa oleh bangsa luar.Pada dasarnya kita tau itu adalah hal yang salah dalam nilai-nilai kehidupan berkebangsaan namun kita membenarkannya karena kata toleransi tersebut, contohnya LGBT.
Mohon arahan dan bimbingannya selalu, Pak. Siap terima kasih, Pak.
Selamat malam, pak. Izin memberikan pandangan terkait isu gender dengan konsepsi manusia dan kebudayaan. Perihal masalah mengenai gender sudah diketahui bahwa sebutan dari laki-laki jika sudah berkeluarga adalah kepala keluarga dimana laki-laki berperan untuk mencari nafkah. Namun disisi lain banyak wanita karier yang berperan mencari nafkah dengan maksud untuk membantu meringankan kondisi perekonomian keluarga.
Dari kasus tersebut bahwa diperlukannya kesadaran dari diri sendiri bahwa setiap orang serta anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama, baik untuk dan menentukan pilihan sesuai yang diinginkan selama tidak bertentangan dengan peraturan yang belaku. Sikap fleksibel juga diperlukan dalam menghadapi kasus ini, dengan demikian laki-laki atau perempuan tidak terlalu kaku terhadap tugas dan kewajiban yang diemban.
Seperti halnya menyiapkan ibu sarapan untuk ayah sebelum berangkat kerja. Hal tersebut tidak harus selalu dilakukan, jika kondisi tidak memungkinkan maka ayah akan membuat sarapan sendiri. Melihat dari kasus tersebut sikap yang harus diambil dalam menyikapi masalah ini adalah memahai kondisi baik dari diri sendiri maupun orang lain serta fleksibel dalam menyikapi segala hal.
Mohon arahan dan bimbingannya pak, siap terima kasih pak.
Selamat Malam Bapak, izin menjawab bapak,
Menurut hemat saya secara analisis, gender dapat dipahami sebagai lingkup pembeda antara laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan suatu fundamen atau dasar pertama tiap individu dalam membedakan jenis kelamin manusia. Dalam kehidupan berbudaya, kata sifat yang berlabel “gender” ini menciptakan problematikanya tersendiri. Isu mengenai gender ini menciptakan suatu bahasa-bahasa yang sedikit asing seperti patriarki, toxic masculinity, feminism, dan masih banyak lagi. Hal ini pada intinya berujung pada kesetaraan gender dan ukuran porsi masing-masing untuk setiap jenis kelamin.
Pandangan tiap individu terhadap gender sebenarnya hanya berdasar pada asumsi belaka. Kesetaraan pada wilayah A belum tentu dapat disebut sebagai kesetaraan pada wilayah B, begitu pula sebaliknya. Untuk itu, ketika pembahasan mengenai gender ini mulai menjadi trending topic pada suatu kondisi tertentu, perlu adanya suatu kajian dan dialektika antar berbagai pihak. Mengingat hal ini bersifat normatif yang berarti konsensus mengenai gender merupakan sesuatu yang relatif. Boleh jadi kita masyarakat Indonesia menilai gender dengan berpegang teguh pada ajaran agama tetapi masyarakat Amerika Serikat menilai gender dengan berpegang teguh pada pandangan humanis.
Izin, Bapak. Izin koreksi dan bimbingannya selalu, Bapak.
Siap terima kasih, Bapak.
Selamat malam, Pak.
Mohon izin untuk memberikan sedikit tanggapan mengenai kesetaraan gender. Sepengetahuan saya definisi gender adalah adanya pembeda hak, peran dan sosial antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender yang bisa kita lihat dalam ruang lingkup kecil adalah dalam keluarga yaitu, ada ayah sebagai kepala keluarga yang tugasnya mencari nafkah dan ibu sebagai orang yang mengurus segala kepentingan rumah tangga seperti, mengurus anak, memasak, dan membereskan rumah. Tetapi kondisi dari kasus ini bisa saja berubah jika ada permasalahan penyalahgunaan gender dan ekonomi.
Dalam masalah kesetaraan gender perlu diperhatikan kembali akan perlindungan terhadap perempuan, karena keseraan gender tercipta karena ada nya penyalahgunaan gender. Banyak perempuan yang menjadi korban seperti, kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, cat calling dan kesenjangan angka diterimanya perempuan dalam dunia kerja. Dalam kasus-kasus tersebut perlu adanya pengenakan Hak Asasi Manusia untuk perempuan agar perempuan merasakan persamaan gender. Sekarang di Indonesia sudah teraplikasikan kesetaraan gender yaitu, Indonesia pernah dipimpin oleh Presiden seorang perempuan yaitu, Ibu Megawati Soekarno Putri, wanita sudah banyak yang bisa bekerja di tempat yang mereka inginkan dan perlindungan hukum yang nyata atas kekerasan terhadap perempuan yaitu, UU No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan KDRT.
Masalah kesetaraan gender ini, bisa menjadi acuan bagi para lelaki untuk tetap memuliakan seorang perempuan dan jangan pernah berbuat kekerasan terhadap perempuan. Maka dari itu, perlu adanya pembangun yang berkelanjutan yang setiap butirnya tidak lupa menjunjung tinggi HAM untuk kesetaraan gender dan khusunya pelindungan perempuan, bukan karena rasa iba tetapi karena kepeduliaan dan penghormatan terhadap perempuan. Siap terima kasih, Pak.
Selamat sore Bapak, izin memberikan tanggapa Bapak, izin terkait Gender tidak akan pernah lepas dari Hak dan Tanggung Jawab yang berbeda dari masing-masing Gender. Saya rasa kesetaraan gender akan sangat sulit diterima oleh masyarakat Indonesia mengingat masih banyaknya pemikiran-pemikiran mengenai batasan-barasan kaum hawa dalam melaksanakan tanggung jawab, sebagai contoh dalam budaya kita sendiri masih mengharuskan seorang wanita harus bisa memasak, harus pandai bersih-bersih, harus mengurus anak, tidak boleh bekerja (pokoknya tugasnya dirumah mengurus keluarga). Saya rasa hal seperti itu hampir secara keseluruhan daerah-daerah di Indonesia masih menggunakannya.
Akan tetapi menurut saya kesetaraan Gender harus ada dan harus segera diterapkan dalam ruang lingkup Umum mengingat saat ini banyak sekali wanita-wanita tangguh yang menjalankan kehidupan dengan kedua kakinya sendiri tanpa meminta bantuan dari pihak mana pun, akan tetapi tetap harus ada batasan-batasan yang diembannya dengan kodradnya sebagai seorang wanita mengingat tuhas utama seorang wanita adalah menjdi senorang ibu dan menjadi seorang istri, dimana tugs untuk menjaga anka dan merawat suami tidak boleh lepas dari kodratnya agar roda kehidupan dalam rumah tangga tidak hancur. Siap terima kasih Bapak, apabila ada kesalahan dalam tanggapan saya, mohon arahan dan bimbingannya Bapak. Siap terima kasih Bapak.
Selamat sore, Bapak. Izin menjawabpak.
Terkait persoalan sosial yang di sebabkan oleh isu gender ini tidak pernah terlepas dengan adanya keinginan kesetaraan antara pria dan wanita. Tetapi dengan adanya kesetaraan ini dapat memiliki dampak yang positif maupun negatif. Dimana yang kita tahu saat ini adanya kesenjangan yang terjadi antara wanita dan pria tidak seperti pada zaman dulu yang dimana sebagian masyarakat memandang bahwa pria memiliki kewajiban untuk mencari nafkah sedangkan wanita hanya di perbolehkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Tetapi di masa sekarang dimana manusia semakin modern serta memiliki cara pandang yang berbeda dengan masa yang dulu, maka tidak menutup kemungkinan wanita pada masa sekarang bisa mengerjakan hal hal yang dikerjakan oleh pria juga.
Tetapi dengan adanya kesetaraan gender, maka berdampak negatif pula bagi wanita, dimana wanita dipaksa untuk bekerja dengan berdalih bahwa wanita dan pria pada masa sekarang sama saja. Tetapi masih ada beberapa wilayah yang tidak menganggap bahwa kesetaraan ini sebagai hal yang diharuskan. Karna masih banyaknya pemikiran pemikiran yang tradisional.
Siap terima kasih, Pak. Mohon izin koreksinya pak.
Selamat malam pak izin memberikan pandangan terkait isu gender yang sering mengemuka, dalam suatu kebudayaan pasti mempunyai citra yang jelas tentang bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya bertindak. Pada umumnya laki-laki adalah orang yang lebih kuat dan aktif Sebaliknya perempuan dipandang sebagai lebih lemah dan kurang aktif namun konsepsi seperti ini tidak bisa disama ratakan dalam setiap hal, karna kondisi yang ada sekarang ini banyak sekali hal-hal seperti pekerjaan laki-laki yang lazim dilakukan juga oleh perempuan, bahkan perihal mencari nafkah dan menjadi tulang punggung yang sejatinya kewajiban laki-laki pun sekarang banyak dilakukan oleh kaum wanita yang tidak jarang disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor ekonomi ataupun faktor sosial namun yang tentunya dengan wanita tidak meninggalkan kewajibannya dan tidak menyalahi kodratnya.
Selamat malam Bapak. Izin Pak, izin untuk memberikan tanggapan Pak. Sepengetahuan saya, gender merupakan suatu pembedaan sudut pandang sosial antara laki-laki dan perempuan, perbedaan yang terjadi dalam masyarakat ini lah yang menimbulkan permasalahan yang disebabkan oleh ketimpangan gender. Isu gender ini menghambat berkembangnya sumber daya manusia terutama wanita. Di Indonesia sebagian besar budaya di tiap daerahnya patriarki, yang artinya laki-laki berkuasa. Hal ini mempersempit ruang gerak wanita untuk berkembang. Melihat dampak negatif dari gender, pada masa yang modern ini, sudah semakin banyak yang sadar akan kesetaraan gender. Namun, kesetaraan gender ini tidak semata-mata bisa langsung terealisasi, mengingat kuatnya budaya patriarki di Indonesia. Siap terima kasih Pak.
Selamat malam, Pak. Izin berpendapat, Pak.
Berdasarkan pemahaman saya, gender merupakan perbedaan peran yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan yang dikaitkan dengan lingkup sosial dan budaya dan dapat mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga dalam hal ini gender berbeda dengan jenis kelamin.
Di Indonesia terkait isu gender masih kerap terjadi. Seperti adanya tindakan diskriminatif atau ketimpangan yang terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Adanya tindakan diskriminatif tersebut dapat menyebabkan adanya kondisi yang tidak adil gender.
Isu-isu gender yang kerap terjadi di Indonesia yaitu pemahaman masyarakat indonesia terhadap budaya patriarki. Budaya tersebut mengartikan bahwa peran kaum laki-laki lebih utama daripada perempuan dalam lingkup sosial. Dengan adanya konsepsi tersebut, pandangan terhadap kaum perempuan kurang diperhatikan atau terjadi ketimpangan sosial.
Sehingga dalam upaya untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut yaitu perlunya peran pemerintah dan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan tindak keadilan yang diberikan kepada kaum laki-laki maupun perempuan. Dengan terlaksananya upaya tersebut dengan baik, dapat mewujudkan kesetaraan gender sehingga isu-isu terkait gender dapat teratasi.
Izin Pak, sekian pendapat yang dapat saya sampaikan.
Izin koreksi dan bimbingannya selalu, Pak.
Siap terima kasih, Pak.
Selamat pagi. Pak, izin menjawab
Gender merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh tuhan kepada manusia dimana hal tersebut tidak bisa diganggu gugat keberadaannya. Isu gender sangatlah beragam secara garis besar kebudayaan menggambarkan laki2 sebagai gender yang lebih kuat sedangkan wanita sebagai yang dilindungi. Gender sendiri bukan batasan dalam setiap insan dalam berkembang dan berkreasi namun tetap memiliki batasan dalam hal maskulin dan juga feminim dimana manusia tetap memiliki kodrat terhadap gender masing-masing. Kebudayaan sendiri berperan dalam masalah isu gender seperti ada budaya yang memberikan rusng bebas untuk kehidupan perempuan namun juga ada yang tidak. Sehingga hal disini konsepsi manusia dan kebudayaan sangat berpengaruh terhadap apa itu isu gender
Siap terimakasih bapak. mohon arahan dan bimbingannya pak.
Selamat Pagi, Pak , Izin berpendapat
Secara umum gender diartikan sebagai mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki Dan perempuan secara Sosial-Budaya.
Sejarah gender bermula di Abad 17 setelah revolusi industri , pada saat itu terjadi diskriminasi gender karena pandangan sosial pada saat itu Masih berat sebelah kepada Salah satu gender sehingga tidak adanya keserasian, kesetaraan Dan keadilan terhadap gender.
Kesetaraan gender Masih menjadi Hal yang sensitif di masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia sebelum R.A Kartini memperjuangkan kesetaraan gender di Indonesia, bisa dilohat Dari segi pendidikan wanita Masih di kesampingkan karena budaya patriarki pada saat itu, Bagaimana sekarang?? Saya kira dapat kita lihat budaya patriarki Masih ada namun intensitasnya yg relatif kecil, bahkan presiden ke-5 Indonesia Ibu Megawati Soekarno Putri adalah Wanita yang menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesetaraan.
Budaya masyarakat Mengajarkan bagaimana cara manusia melanjutkan kehidupan Dan peranan laki-laki Dan perempuan di dalamnya, laki-laki umumnya memiliki sifat akttif Dan berambisi tinggi, sedangkan wanita umumnya lebih pasif Dan mementingkan perasaan sehingga penguasaan terjadi utamanya didominasi oleh laki-laki, namun harus kita ingat bahwa baik lelaki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama.
Permasalahan Gender yang paling utama pada saat ini adalah LGBT dimana hubungan yang tidak etis antar sesama Jeni's terjadi, tentunya di Indonesia sendiri berdasarkan Sila Pertama pancasila yaitu ketuhanan Yang Maha Esa, kita berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan sehingga Hal ini tidak dapat dimaklumi Dan bukan kebudayaan yang baik, tentunya di Era digital saat ini kita perlu lebih memfilter penelusuran kita afar kebudayaan asing yang berlawanan dengan kaidah keagamaan ataupun sosial dalam masyarakat kita dapat masuk dengan mudah
Sekian Dari pendapat saya Pak, Terima kasih , Pak. Mohon arahan dan bimbingannya selalu Pak
Selamat pagi , Bapak. Izin memberikan tanggapan mengenai isu gender.
Isu gender senantiasa merupakan fenomena yang masih sering dipermasalahkan hingga saat ini. Gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum perempuan dan laki laki , yang kemudian di konstruksikan secara sosial maupun kultural atau bagaimana cara masyarakat memandang laki-laki dan perempuan dalam lingkungan sosialnya. Padahal, kenyataannya hal tersebut tidak selamanya benar apalagi dimasa era globalisasi saat ini.
Permasalahan gender seharusnya sudah tidak perlu dibicarakan lagi ditengah kalangan masyarakat, karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Setara yang dimaksud adalah dalam mendapatkan kesempatan dan penghargaan. Dalam kebudayaan, pada dasarnya setiap manusia baik itu laki laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi yang membedakannya dengan makhluk lain adalah manusia memiliki akal budi. Kita sebagai manusia yang memiliki akal budi harus dapat menghargai dan memiliki kemampuan berpikir yang baik dan logis dalam hal kesetaraan gender demi kepentingan bersama dan dapat menimbang baik buruknya segala sesuatu.
Selamat pagi, Pak. Izin menjawab, Pak.
Gender di sini mengacu pada peran dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan. Tidak hanya itu, gender juga mengacu kepada sikap dan perilaku dari seorang laki-laki maupun perempuan. Sebagai contoh, terdapat pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik jika dikerjakan oleh laki-laki dan ada pula pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik dikerjakan oleh perempuan. Mengapa demikian? Karena setiap gender itu memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Walaupun saat ini statusnya kesetaraan gender, tidak sedikit dari masyarakat yang masih memiliki pandangan bahwa laki-laki itu superior atau unggul dibandingkan dengan perempuan. Itu adalah pandangan dari masyarakat dahulu yang tidak dapat digunakan di zaman sekarang. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan pola pikir masyarakat sekarang sudah berkembang. Semuanya berhak melakukan apapun asalkan masih dalam batas wajar. Terlebih lagi, sekarang sudah ada emansipasi wanita yang mana semua perempuan dapat melakukan kegiatan yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan seperti menuntut ilmu, bekerja, dll.
Siap izin arahan dan bimbingannya, Pak. Siap terima kasih, Pak.
Gender dalam kehidupan masyarakat memberikan peran masing sebagai ide kultural yang menetapkan perbedan peran baik dalam ranah publik maupun dalam ranah domestik. Dengan pertumbuhan dan mobilisasi penduduk serta perkembangan yang begitu pesat dalam revolusi industri sangat mendukung perubahan sosial dan menetapkan keduanya untuk berinteraksi satu sama lain. Peran perempuan semakin mengalami perubahan dengan perkembangan ekonomi secara global, yang memberikan dukungan dalam peningkatan taraf hidup perempuan. Perubahan ini akan membentuk perubahan sosial yang akan diikuti dalam bentuk akulturasi dan asimilasi budaya. Keadaaan ini semakin membentuk norma-norma yang ada dalam rana domestik telah memberikan ruang gerak untuk terlibat dalam ranah publik. Masyarakat akan terbiasa dengan banyaknya perempuan dalam menjalankan peran publik sehingga norma yang tradisional bergeser menjadi norma kontemporer. Begitu pula perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memberikan kesempatan yang sama dalam dengan dasar hak asasi yang tidak lagi menentukan peran gender.
Pandangan tentang universalisme dikotomi antara laki-laki dan perempuan yang bersumber dari alam dan kebudayaan, serta perbedaan peran domestik dan publik, telah diguguran oleh bukti–bukti etnografis, dan sekaligus membuka fakta baru bahwa dikotomi laki-laki perempuan itu bersifat relatif (bervariasi).Sebagai sebuah konstruk budaya sosial, gender memang telah memberikan makna terhadap peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Dengan makna yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan tersebut, masyarakat membuat pembagian kerja atau peran antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi pebagian peran tersebut dalam kenyataannya tidak didasarkan pada azas kesetaraan dan keadilan, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggungjawab yang sama sebagai manusia. Realita yang terjadi dalam pembagian peran tersebut lebih banyak didasarkan pada budaya patriarki.
Kehidupan dalam masyarakat masih menunjukkan adanya ketimpangan dalam hal kesetaraan antar laki-laki dan perempuan, hal ini menunjukkan kehadiran gender masih menjadi persolan yang masih bersifat parsial, disebabkan karena pemahaman secara tegas akan identitas diri. laki-laki maupun pemempuan dilihat dari segi kodrat tuhan yang tidak dapat dirubah, dari lingkungan sosial, dan secara biologis.Realitas sosial dalam kehidupan sejarah telah membuktikan bahwa telah banyak perempuan yang bisa melaksanakan tugas yang selama ini dianggap sebagai banyak monopoli laki-laki.
memperlihatkan bahwa pandagan yang meyakini kealamian perempuan sebagai makhluk yang memiliki kekurangan dalam berbagai aspek tidaklah benar, karena terkadang justru sebaliknya.
Pemahaman akan kebudayaan tentang perempuan dan perannya dalam kehidupan sosial sangat bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman. Secara tidak langsung dalam ilmu antropologi perkembangan perempuan dalam menjalankan perannya sebagai manusia yang universalitas mengalami keterpinggiran.
Selamat siang, Bapak. Izin memberikan tanggapan terhadap isu gender. Di Indonesia sendiri gender masih melekat terhadap status sosial di masyarakat yang berpatokan pada sosial budaya di Indonesia yang selalu menomorduakan perempuan yang dimana diera sekarang ini sudah tidak mementingkan gender dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di Indonesia maupun internasional.
Selamat pagi Bapak, Izin memberikan tanggapan mengenai persoalan sosial tersebut Pak.
Persoalan sosial mengenai gender memang sedang hangat hangatnya diberitakan,apalagi dalam era globalisasi ini munculnya kaum feminis yang menuntut agar perempuan bisa memiliki kehidupan yang setara dengan laki laki,baik dari pekerjaan yang dimiliki,hobi dan lain lain.
Di Indonesia isu gender sudah ada sejak dahulu dengan adanya budaya kuno Indonesia seperti perempuan tidak boleh bekerja,perempuan harus mengurus keperluan rumah tangga di rumah yang mungkin pada awalnya bertujuan baik untuk memuliakan dan mengistimewakan wanita sudah tidak relevan dan layak ditinggalkan era ini.Gender sendiri hanya bersifat membedakan karakterisik maskulinitas dan feminimitas wanita,namun sebagai manusia baik pria maupun wanita memiliki hak yang setara.Faktor faktor seperti perbedaan pendidikan dan kemampuan fiisk yang membuat stereotip di Indonesia terhadap isu gender ini masih berjalan hingga sekarang.
Sekian menurut pemahaman saya Pak,Mohon izin koreksi nya Pak
Siap terima kasih Pak
Selamat siang Bapak, izin menyampaikan pendapat saya mengenai topik persoalan sosial yang disebabkan oleh isu gender.
Gender merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat luas saat ini untuk mengidentifikasi peran dan tanggung jawab wanita dan pria. Timbul persepsi dimasyarakat yang menyatakan bahwa pria memiliki peran sebagai seorang pemimpin dan wanita merupakan orang yang dipimpin. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya isu sosial yang seperti ketidaksetaraan gender. Ketidaksetaraan gender merupakan sebuah pandangan yang melihat pria memiliki kesempatan, akses, dan kontrol lebih besar dibandingkan wanita dari segi ekonomi, politik, maupun sosial dan budaya. Contoh kesetidaksetaraan gender dalam segi sosial budaya yakni kekerasan terhadap wanita. Masyarakat kita masih memandang bahwa wanita merupakan mahluk yang lemah, tidak memiliki kekuatan, mudah pasrah, dan seringkali menjadi objek kekerasan seksual. Aturan telah ditegakkan guna melindungi wanita dari kekerasan. Namun, Cara pandang masyarakat terhadap kekerasan seksual terhadap wanita juga perlu dibenahi. Seringkali kekerasan seksual dianggap sebagai aib, sehingga para korban takut untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang dan semakin banyak wanita yang akan mengalami hal serupa. Cara pandang ini melemahkan kedudukan wanita. Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan pemahaman mengenai kesetaraan gender. Pria maupun wanita memiliki peran yang sama dalam kehidupan bersosial yakni terlibat dan berkontribusi bersama. Masyarakat harus menghilangkan stigma bahwa pria adalah pemimpin dan dipandang lebih kuat sedangkan wanita adalah mahluk yang lemah. Pria dan wanita memiliki tanggung jawab yang sama untuk menciptakan keamanan dan ketentraman di masyarakat.
Sekian jawaban dari saya Pak. Izin arahan dan bimbingannya Pak. Siap terima kasih Pak.
Izin memberikan tanggapan Pak. Isu kesetaraan gender memang sudah ada sejak lama dan masih ada sampai saat ini. Menurut saya yang dimaksud dengan "kesetaraan" tidak berarti "sama persis", namun jika dalam Bahasa Inggris lebih mengarah ke "equal" atau "serupa". Jika dikaitkan dengan gender artinya ada beberapa hal yang memang bisa dilakukan oleh laki-laki dan ada hal yang hanya bisa dilakukan oleh perempuan. Kesetaraan tidak bisa sama persis antara laki-laki dan perempuan karena ada kodrat-kodrat yang tidak bisa disamakan karena laki-laki dan perempuan memang berbeda. Selain itu perbedaan budaya antar tempat satu dengan yang lain juga menentukan bagaimana perspektif orang dalam menilai gender yang membuat kesetaraan gender berbeda-beda di masing-masing tempat. Menurut saya hal yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah menghormati hak-hak sesama manusia dan tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.
Sekian pendapat saya Pak, terima kasih.
Selamat siang, Bapak. Izin memberikan tanggapan mengenai isu gender.
Isu gender merupakan permasalahan yang diakibatkan oleh adanya kesenjangan yang diakibatkan oleh ketimpangan gender antara laki-laki dan perempuan. Isu ini menjadi masalah yang tidak ada habisnya dari waktu ke waktu. Hal yang menjadi permasalahan dalam isu gender ialah masih terdapat diskriminasi terhadap perempuan dalam status dan perannya dalam kehidupan masyarakat. Seperti contoh, saya sebagai suku Batak dimana suku saya menganut sistem patriarki. Sistem ini menempatkan laki-laki dalam setiap peran kepemimpinan. Laki-laki sebagai pemimpin yang memegang kendali dan dalam segala tradisi adat menjadi sosok yang paling penting. Suatu tradisi adat tidak dapat berjalan jika sosok laki-laki tidak hadir dalam suatu acara. Sedangkan perempuan memegang peran mengurus rumah dan keluarga serta patuh dalam rumah tangga. Maka dalam acara adat, dapat dikatakan seorang perempuan tidak terlalu dipandang.
Sebenarnya hal ini sudah seharusnya ditinggalkan mengingat saat ini perempuan dan laki-laki memiliki status dan peran yang sama dalam masyarakat. Zaman semakin berkembang dan seharusnya kesetaraan gender dapat diwujudkan. Kita merupakan manusia yang sama di hadapan Tuhan yang memiliki akal budi, diharapkan tidak membeda-bedakan seseorang berdasarkan gender . Menurut saya, membedakan kedudukan dan status orang berdasarkan gender sangat tidak relevan dengan ajaran agama. Demikian juga dalam kebudayaan, setiap manusia dan laki-laki seharusnya memiliki kesempatan yang sama dalam peran dan statusnya dalam masyarakat.
Sekian yang dapat saya sampaikan, Pak. Izin arahan dan bimbingannya selalu, Pak. Siap, terima kasih, Bapak.
Selamat siang, Bapak, Izin untuk memberikan tanggapan, Bapak.
Mengacu pada istilah gender pasti ada kaitannya dengan perbedaan peran dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Isu gender dewasa ini banyak ditemui di sosial media. Banyak yang menggaung-gaungkan tentang kesetaraan gender. Banyak yang berpandangan bahwa peran, hak, dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan harus setara mengingat perempuan juga memiliki hak untuk memutuskan sendiri tindakkannya. Perempuan juga menginginkan untuk bekerja layaknya seorang laki-laki dan tidak hanya menjadi ibu rumah tangga. Pada intinya mereka ingin diberikan hak yang sama dalam menjalankan aktivitasnya dengan laki-laki.
Namun, perlu digaris bawahi apakah yang disebut kesetaraan itu? Merujuk pada kata "setara" yang artinya sepadan, seimbang, sejajar, sama tingkat/kedudukannya berarti semua aktivitas yang dilakukan perempuan sama porsinya dengan laki-laki. Misalnya dalam bidang pekerjaan seorang laki-laki mengangkat barang seberat seratus kilo maka perempuan juga mengangkat barang yang sama dengan berat yang sama. Hal ini malah terlihat tidak wajar, mengingat kemampuan laki-laki secara fisiologis sudah berbeda (lebih kuat karena massa ototnya lebih banyak) dengan perempuan. Sepertinya istilah ini terkadang masih ambigu dalam penggunaanya. Menurut saya mungkin lebih cocok menggunakan istilah "keadilan gender". Keadilan disini berarti perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban sesuai dengan porsi atau proporsionalitas yang berbeda berdasarkan perannya. Adil dalam hal gender ini misalnya dalam pembagian tugas kerja, porsi kerja laki-laki dengan perempuan harus adil dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Contoh lainnya adalah perempuan juga memiliki kesempatan untuk menempati karier kerja yang sama dengan laki-laki, kesempatan yang sama untuk berpendapat dimuka umum, dan memiliki kesempatan yang sama dalam memimpin organisasi.
Sekian pendapat yang dapat saya sampaikan, Pak. Izin arahan dan bimbingannya selalu, Bapak. Siap terima kasih, Bapak.
Selamat malam Bapak, izin memberikan pendapat Bapak.
Sepengetahuan saya terhadap isu gender, Gender muncul akibat pengaruh sosial budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat setempat. Perbedaan peran dan perilaku antara laki-laki dan perempuan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti sosialisasi, budaya yang berlaku, serta kebiasaan yang ada.
Jadi sistem dalam kehidupan suatu masyarakat akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan manusia yang berpengaruh terhadap gender laki-laki dan perempuan yang hidup dalam sistem dan struktur masyarakat yang bersangkutan. Contohnya dalam sistem budaya yang tidak memberikan ruang gerak yang bebas untuk perempuan akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan keluarga yang hidup dalam sistem budaya tersebut. Misalkan ketika ada acara-acara religi keluarga yang hidup di sistem sosial tersebut cenderung untuk lebih mengutamakan laki-laki yang hadir dan mengisi acara tersebut.
Dari struktur di atas memicu terjadinya ketidakadilan dan diskriminasi gender sub-ordinasi. Bisa dikatakan sub-ordinasi dilihat dari keinginan keluarga yang mengadakan acara lebih mengutamakan laki-laki yang hadir dan mengisi acara tersebut.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang ada dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap gender laki-laki dan perempuan.
Sekian pendapat yang bisa saya sampaikan, mohon izin arahan dan bimbingannya selalu, Bapak. Siap, terima kasih,Bapak.
Selamat malam pak, izin memberikan pendapat pak.
Sepengetahuan saya mengenai isu gender yang mungkin masih sering muncul ialah dimana posisi atau derajat Laki laki yang selalu berada diatas wanita. menurut saya, hal tersebut menjadi suatu persoalan yang mungkin harus diperhatikan dalam konsepsi manusia dan kebudayaan. Jika kita melihat dari sisi Keagamaan, seluruh manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Kita sebagai manusia makhluk ciptaan tuhan, harus memegang teguh konsep tersebut. Maka dari itu, kebudayaan yang kita miliki , tidak perlu lagi untuk memandang "siapa yang lebih pantas" diantara pria maupun wanita. Setiap manusia berhak untuk menjalankan kehidupan nya masing masing, berhak untuk memperoleh sesuatu tanpa harus memandang gender. Kebudayaan yang baik harus dilestarikan dengan baik juga tanpa harus memandang satu sisi dimana gender yang lebih baik.
Sekian dan Terima Kasih
Selamat malam bapak izin memberikan pendapat terikati isu gender ,
Gender adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan laki laki dan perempuan . Karakteristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin, hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin, atau identitas gender
Seiring berkembangnya waktu ,banyak permasalahan yang muncul akibat perbedaan gender ini . Kemunculaan persoalan gender ini muncul ketika pada abad ke-19 di Prancis, di mana ketika itu upah yang didapat oleh laki dan perempuan saat bekerja sangat berbeda. Hal inilah yang kemudian memunculkan ketidakadilan antara perempuan dan laki-laki dan tumbuh menjadi budaya masyarakat indonesia hingga saat ini .
Biasanya label maskulin dilekatkan pada laki-laki yang dianggap lebih kuat, lebih aktif, dan ditandai dengan kebutuhan yang besar terhadap pencapaian dominasi, otonomi dan agresi. Sebaliknya, label feminine identik dengan perempuan yang dipandang makhluk yang lebih lemah daripada laki-laki, kurang aktif, dan lebih punya kecenderungan mengalah. Dengan demikian gender menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin manusia laki-laki dan perempuan
Pengembangan kepribadian dan prilaku serta pekerjaan yang khas bagi perempuan sesungguhnya diciptakan oleh proses sosialisasi, misalnya sejak dini perempuan telah diarahkan pada pembentukan sifat-sifat feminis melalui anjurananjuran dan pantangan yang berkenaan dengan boleh dan tidaknya melakukan suatu tindakan, atau pada saat pendistribusian peran dan tanggung jawab dimana perempuan tidak jarang hanya diarahkan kepada peran dan tanggung jawab untuk mengasuh anak, mengurusi dapur, dan urusan rumah tangga lainnya yang sifatnya adalah pekerjaan domestik.
Dasar dari pembagian peran ini diakibatkan oleh kehidupan keluarga yang lebih berdasarkan pada nilai-nilai tradisional, dengan pelabelan bahwa laki-laki adalah segalanya dan memiliki kecenderungan untuk selalu unggul dalam segala hal, sedangkan perempuan berada sebagai subordinat dari keunggulan laki-laki .
Oleh sebab itu diperlukan sebuah perubahan mindset dari masyarakat Indonesia sendiri terkait dengan permasalahan gender bahwasanya pekerjaan rumah bukan merupakan tugas dari perempuan semata melainkan itu adalah sebuah ketrampilan yang dapat diasah dan diselesaikan bersama antara laki laki dan perempuan atau suami-istri. Selain itu perlunya sebuah kesepakatan pembagian kerja yang adil antara laki laki dan perempuan untuk membiasakan terwujudnya gender equality di masyarakat
Selamat pagi, Bapak. Izin memberikan tanggapan mengenai topik persoalan tersebut, Pak. Menurut pendapat saya terkait persoalan sosial yang di sebabkan oleh isu gender ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan mengenai peran dan kewajiban antara pria dan wanita dalam kehidupan sosial. Dimana, umumnya wanita dianggap lebih lemah daripada laki-laki. Derajat wanita pun juga dianggap lebih rendah daripada laki-laki. Pandangan ini muncul karena pengaruh kebiasaan sosial budaya yang terjadi dan berkembang di masyarakat setempat. Adanya diskriminasi terhadap gender juga masih sering terjadi, hal ini menimbulkan ketidakadilan terhadap kaum wanita yang membuat ruang gerak wanita menjadi sempit dan terbatas seperti dalam hal bekerja dan menuntut ilmu. Para wanita lebih dituntut untuk melakukan perkerjaan rumah sedangkan laki-laki lah yang hanya boleh bekerja, padahal hal ini harusnya tidak bisa di sama ratakan. Zaman semakin maju, banyak dari kaum wanita yang akhirnya menuntut adanya kesetaraan gender karena mereka pun ingin diberikan hak yang sama dalam berkehidupan dengan melakukan dan memutuskan kemauan dan tindakannya sendiri. Pada intinya, mereka ingin diberikan kesempatan dan hak yang sama tanpa adanya pandangan-pandangan negatif mengenai perbedaan gender.
Sekian pendapat yang dapat saya sampaikan, Pak. Mohon izin arahan dan bimbingannya selalu, Pak. Siap terima kasih, Pak.